Laman

Kamis, 23 Agustus 2012

Cendikiawan Muslim dan Roket Pertama



Teknologi roket pertama kali ditemukan oleh sarjana Muslim dan mulai diperkenalkan pada Perang Salib di Fustat dan Dumyat (Mesir) pada tahun 1168, dan di medan perang Al-Mansurah pada tahun 1249. Pada 1240, Hassan al-Rammah, seorang sarjana Muslim kelahiran Syria, memperkenalkan bubuk mesiu (gunpowder) lengkap dengan formulasi anak panah berhulu ledak dan prinsip-prinsip roket periode awal, termasuk torpedo. Al-Furusiyyah wa Al-Manasib Al-Harbiyyah adalah buku karangan al-Rammah yang menjadi kitab rujukan teknologi persenjataan modern. Al-Rammah menjelaskan secara detail seluk-beluk bahan baku pembuat bubuk mesiu, yaitu potasium (kalium) nitrat.

Meskipun bubuk mesiu telah dikenal di dataran Cina sejak abad ke-11, penggunaannya masih terbatas pada mercon. Baru pada sekitar 1412, Huo Lung Cing, seorang sarjana Cina, menulis buku tentang bubuk mesiu dalam skala besar.

Kamis, 28 Juni 2012

Berubah Dengan Mimpi-Mimpi Besar



Saya yakin, bahwa kita semua pasti menginginkan perubahan ke arah yang lebih baik. Namun tak semua orang mampu untuk menggapai dan melakukan perubahan itu. Mungkin karena ia merasa belum siap dengan perubahan, atau bisa jadi karena tidak punya nyali (lemah mental, atau tidak mau meninggalkan tabiat dan kebiasaan lama) untuk menerima perubahan itu.
Namun sebagai seorang mukmin seharusnya kita tidak lagi mempertanyakan diri kita siap atau tidak, pantas atau tidak, akan tetapi sebaliknya kita justru harus mencari dan mengejar perubahan itu, karena nasib tidak akan berpihak kepada orang yang hanya berdiam diri saja. “Innallaha la yughayyiru ma bi kaumin hatta yughayyiru ma bi anfusihim”.
Barangkali banyak kisah yang dapat mengetuk pintu hati kita. Dalam berbagai riwayat banyak yang menyimpulkan bahwa perubahan besar sering kali dilakukan oleh insan-insan yang memiliki mimpi-mimpi besar. Mereka yang sayang akan hidupnya yang sementara ini, segera mengambil keputusan untuk melakukan perubahan. Sebut saja seorang pencari hakikat kebenaran (Al-Bahits ‘an al- haqiqah) Salman Al-farisi, sahabat yang menjadi aktor penting dalam perang Khandak.

Agar Jeruk Kecut tak Terbuang Percuma



“Hidup ini kejam”, kata politisi. “Hidup ini keras”, nasihat seorang guru. “Hidup ini pahit”, kata pedagang sayur. “Pahitnya bahkan melebihi buah pare!” Itulah kenyataan yang sering kita hadapi dalam keseharian kita tiap hari. Tagihan listrik, air, telepon, iuran RT, anak-anak sekolah dan berbagai tagihan lainnya bikin kita senewen sepanjang bulan. Walau demikian, tak usah cemberut. Tetaplah tersenyum menghadapinya agar pasangan hidup Anda saat melihat Anda tidak seperti melihat tagihan listrik!
Saudaraku, para mahasiswa dan pasangan muda yang baru menikah, nikmatilah hidup di kontrakan. Percayalah, di dunia ini semua manusia mengontrak. Hanya tenggat waktu “kontrakan” saja yang berbeda. Beruntunglah kalian sebab diingatkan oleh ibu kost tiap bulan agar senantiasa terjaga bahwa pasti ada akhir dari setiap kontrakan.
Saudaraku, para bapak dan ibu yang telah nyaman di rumah sendiri, bayarlah pajak rumahmu. (Ini bukan iklan pajak!). Saya hanya ingin kita semua tersadar, tak ada makan siang yang gratis. Semua harus bayar. Kita mengira telah memiliki rumah seutuhnya, padahal tidak! Saat membangun, Anda mengajukan izin ke lurah dan camat – padahal di atas hak tanah kalian. Setelah bangunan selesai dan ditempati, kita membayar pajak setiap tahun ke negara. Tak pernah Anda betul-betul memiliki sebidang tanah dengan rumah di atasnya. Hakikatnya Anda hanya mengontrak. Hanya saja Anda tak ditagih ibu kost dengan wajah cemberut yang memakai daster lusuh dan gulungan rambut yang belum sempat dibuka!

Kader Imun vs Kader Steril



Seorang al-ustadz pernah menyampaikan bahwa “Proses Tarbiyah ini harus bisa menghasilkan kader yang imun bukan sekadar kader yang steril, karena Meningkatkan Imunitas itu sama pentingnya dengan menjaga sterilitas“.
Dalam konteks pembinaan, kader yang steril adalah kader yang sudah terbiasa dengan lingkungan yang sudah terjaga, terisolasi dan jauh dari pengaruh lingkungan buruk.  Sedangkan kader yang imun adalah kader yang sudah dipersiapkan untuk bisa menjaga dan membentengi diri dari pengaruh lingkungan luar. Ia membangun ‘daya tahan’ terhadap perubahan kondisi lingkungannya. Kader yang imun sudah terbina untuk tetap terjaga dalam kondisi dan situasi seperti apapun, hatta ketika berada pada kondisi terburuk sekalipun. Sehingga ketika ia sudah keluar dari masa ‘karantina’ atau masa sterilisasi, ia tak mudah terkontaminasi dengan keadaan sekitar

Senin, 18 Juni 2012

Arqam bin Abil Arqam: Sebuah Peran tanpa Perlu Ketenaran



Sebagian banyak kita dapat dipastikan mengenal sahabat Rasulullah yang bernama Abdurrahman bin Auf. Ia seorang pedagang, yang mana di tangan dinginnya keuntungan berlipat ganda dengan cepat. Ia dikenal dengan salah satu kisah dimana ketika rombongan Rasulullah hijrah dan kaum Muhajirin dan Anshar saling dipersaudarakan, setiap Anshar membagi hartanya kepada setiap Muhajirin. Namun kala itu Abdurrahman yang dipersaudarakan dengan Sa’ad bin rabi’ Al Anshori ditawari satu dari dua istri dan satu dari dua kebun yang sangat luas oleh saudara Ansharnya tersebut, menolak, dan ia berkata “Cukup tunjukkan saja aku di mana pasar”.
Kita juga mungkin mengenal Mus’ab bin Umair, sahabat Rasulullah yang terkenal akan ketampanan dan keglamourannya. Kala itu, ia menjadi trendsetter kalangan muda modis nan trendy. Karena paras dan penampilannya tersebut, Ia menjadi buah bibir gadis-gadis Mekah di manapun ia berada.
Selain kedua nama-nama sahabat Rasulullah di atas, dan para sahabat yang empat, masih banyak lagi nama-nama sahabat yang tenar, yang lumrah kita dengar dan nama beserta kelebihan-kelebihan mereka banyak disebut-sebut dalam sirah nabawiyah.

Jumat, 15 Juni 2012

Khalifah Umar dan Mahar



“Wahai Amirul mukminin, apakah yang wajib kita ikuti itu Kitab Allah ataukah ucapanmu?” seorang wanita dengan penuh keberanian melontarkan pertanyaan kepada Khalifah Umar yang baru selesai berkhutbah. Wanita itu menanggapi pernyataan Umar yang melarang memahalkan mahar. Umar membatasi mahar tidak boleh lebih dari 12 uqiyah atau setara 50 dirham. Seraya menyatakan, “Sesungguhnya kalau ada seseorang yang memberikan atau diberi mahar lebih banyak dari mahar yang diberikan Rasulullah shalallahu alaihi wasalam pastilah aku ambil kelebihannya untuk Baitul mal.”
Muslimah pemberani itu pun kemudian mengutip ayat Allah, “Dan jika kamu ingin mengganti istrimu dengan istri yang lain, sedang kamu Telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, Maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikit pun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata?” (QS: an-Nisa’ [4]:20)

Cinta (tak) Harus Memiliki



Cinta.. 
Hanya satu kata, tersusun dari lima huruf yang berbeda. Sangat sederhana. Kata yang sama sekali bukan kata sulit untuk dituliskan, pun untuk diucapkan. Namun kata sederhana ini menjadi jutaan tema dalam kehidupan. Tema dalam kisah bahagia, kisah sedih yang tak ada habis-habisnya, kisah lucu yang menyegarkan, kisah kegalauan remaja zaman sekarang, kisah sukses penuh semangat, dan kisah-kisah lainnya.
Kali ini aku ingin berbagi tentang cinta antar manusia. Teringat akan sebuah kalimat, “cinta tak harus memiliki”. Kalimat yang cukup populer dan sering dijadikan alasan atau sekadar kalimat penghibur bagi mereka yang sedang dilanda kisah cinta episode kesedihan. Kalimat populer ini jelas ditujukan untuk kisah cinta antar manusia. Cinta pada seseorang yang diharapkan dapat menjadi pasangan hidup, namun tak berujung pada pernikahan. Kasihan. Ah, mereka bukan orang-orang yang perlu untuk dikasihani. Karena rasa kasihan hanya akan menambah kesedihan bagi yang mengalami. Malang. Sejatinya orang-orang yang mengalami episode ini bukanlah orang yang malang. Jika disikapi secara baik, hal ini justru dapat melatih yang bersangkutan untuk menjadi lebih sabar, lebih dewasa, lebih bijaksana, dan selalu yakin serta bersyukur akan pemberian-pemberian dari Allah. Karena yakinlah, bahwa Allah akan memberikan yang terbaik yang kita butuhkan, bukan yang terbaik (menurut kita) seperti yang kita inginkan.

Kepiting Dalam Baskom


Saat menjelang malam, di sebuah tepian pantai, terlihat para nelayan sedang sibuk menangkap kepiting yg biasanya keluar dari sarang ketika matahari terbenam. Kepiting itu tampak berkeliaran & berlarian menyambut ombak.

Para nelayan sangat menikmati buruan mereka. Setelah tertangkap, binatang yg hidup di 2 alam itu segera dimasukkan ke dalam baskom. Uniknya, baskom tersebut tidak perlu diberi penutup untuk mencegah kepiting meloloskan diri.

Di dalam baskom yg berisi puluhan kepiting, terlihat kepiting yg bergerak-gerak terus, seperti hendak mencoba meloloskan diri dari baskom. Capitnya digunakan sekuat tenaga untuk mencari pegangan demi naik ke atas baskom agar bisa keluar. Satu sama lain melakukan hal yg sama. Saling dorong & saling tarik membuat kepiting itu justru tak bisa naik ke atas.

Kamis, 14 Juni 2012

22 Tanda Iman Anda Sedang Lemah



Ada beberapa tanda-tanda yang menunjukkan iman sedang lemah. Setidaknya ada 22 tanda yang dijabarkan dalam artikel ini. Tanda-tanda tersebut adalah:
1. Ketika Anda sedang melakukan kedurhakaan atau dosa. Hati-hatilah! Sebab, perbuatan dosa jika dilakukan berkali-kali akan menjadi kebiasaan. Jika sudah menjadi kebiasaan, maka segala keburukan dosa akan hilang dari penglihatan Anda. Akibatnya, Anda akan berani melakukan perbuatan durhaka dan dosa secara terang-terangan.
Ketahuilah, Rasululllah SAW. pernah berkata, “Setiap umatku mendapatkan perindungan afiat kecuali orang-orang yang terang-terangan. Dan, sesungguhnya termasuk perbuatan terang-terangan jika seseirang melakukan suatu perbuatan pada malam hari, kemudian dia berada pada pagi hari padahal Allah telah menutupinya, namun dia berkata, ‘Hai fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begini,’ padahal sebelum itu Rabb-nya telah menutupi, namun kemudian dia menyibak sendiri apa yang telah ditutupi Allah dari dirinya.” (Bukhari, 10/486)

Tak Sekadar Aksi


“Ah, ngapain juga? Emang ini bisa merubah keadaan? Memangnya dengan berdemo dan beli-beli aksesoris Palestina bisa membuat Palestina menang?”
Ilustrasi (inet)
Saudaraku, tahukah Anda seberapa besar arti sebuah solidaritas? Seberapa efektifkah rasa itu mencarikan jalan keluar setiap permasalahan. Mungkin Anda akan berpikir aksi-aksi solidaritas ini hanyalah sebuah kekonyolan. Apa pengaruhnya bagi Palestina kalau hanya turun dan berteriak di jalanan? Apa peduli Israel ketika bendera dan foto mereka dihinakan, diinjak lalu dibakar? Toh mereka tetap ganas menangkapi dan mengusir warga Palestina dari tanahnya. Lalu apa pula hubungannya dengan aksi menyamakan foto profil Facebook sebagai wujud solidaritas untuk tawanan Palestina?
“Ah, ngapain juga? Emang ini bisa merubah keadaan? Mungkin pertanyaan ini akan muncul di benak segelintir kita.
Sebelumnya ada sebuah berita menggembirakan untuk kita semua. Setelah melalui perundingan yang alot antara para tawanan Palestina dan pemerintah Israel dan aksi mogok makan yang mereka lakukan selama 28 hari menghasilkan kesepakatan bahwa pihak Israel bersedia melepaskan semua tawanan Palestina. Hal ini juga didukung oleh tekanan yang diberikan dunia Internasional dan keterkejutan Israel pada aksi puluhan ribu Facebookers menyamakan foto profil mereka sebagai wujud solidaritas terhadap tawanan Palestina.

Kata Tanpa Kata



“Sesungguhnya ada beberapa orang munafik yang mengira Rasulullah telah wafat!” Lelaki itu berkata dengan suara keras, “Padahal sesungguhnya Rasulullah itu tidak akan mati! Dia hanya pergi menemui Tuhannya, sebagaimana Nabi Musa bin Imran pergi kepadaNya. Ia pergi meninggalkan kaumnya selama empat puluh hari. Kemudian dia kembali kepada mereka setelah sebelumnya dikabarkan mati.”
“Demi Allah,” lanjutnya kepada orang-orang di depan masjid, “Rasulullah benar-benar akan kembali seperti yang telah dilakukan Musa. Lalu dia akan memotong kedua tangan dan kaki orang-orang yang telah mengira Rasulullah telah mati!”

(Curhat) Sang Mantan



Semalam aku mengirim SMS kepada seorang kawan.
Aku bertanya, “Hai Fulanah, bagaimana rasanya tidak lagi berpacaran??
Kawanku menjawab dengan sebuah kalimat kiasan, “Dulu saya bagai meminum air berwarna dan kini saya bagai meminum air putih.”
Agak mengernyitkan alis ketika saya membaca balasan SMS itu. Air putih dan air berwarna?? Apa maksudnya?
Saya kembali mengirimkan SMS untuk mendapatkan jawaban untuk pernyataan yang membingungkan saya.
Saya sekarang seperti meminum air putih. Rasanya tawar tapi saya tidak akan mau untuk merasa bosan. Karena saya sudah tahu manfaatnya. Semakin saya banyak minum air putih itu semakin banyak manfaatnya untuk diri saya. Mungkin selama ini saya lebih suka air berwarna, tanpa sadar air berwarna itu yang membuat diri saya menjadi tidak sehat. Jomblo itu air putih dan pacaran adalah air berwarna.

“Mimpi”kanlah dan Segera “Nyata”kanlah



Tujuan tanpa persiapan yang baik memang hanya sebuah bangunan mimpi, mungkin akan goyah jika terkena hempasan angin, meskipun tertiup lembut atau akan runtuh saat terguyur hujan. Buatlah bangunan yang ingin kita sekokoh karang, yang selalu tegar berdiri kokoh meski diterjang deru ombak, tetap  tegak walau sisinya terhempas air, tetap kuat meski puncaknya tersengat matahari, tak goyah meski diterpa angin dan tetap memberi penjagaan untuk manusia di sekitarnya.
Belajarlah kepada seorang balita, saat ia mulai merangkak kemudian perlahan bangkit berdiri melangkahkan kakinya sedikit kemudian ia terjatuh, berdiri kemudian terjatuh lagi lagi dan lagi. Tak jarang ia pun menangis mungkin sakit ataupun kesal karena langkahnya belum begitu seimbang. Jatuh, jatuh dan jatuh lagi… Namun tunggulah beberapa saat lagi ketika ia mampu tersenyum ketika berjalan, tertawa riang ketika berlari. Lariii!!! Larii!! Dan larii. Bahkan tiap tempat ia kunjungi dengan lariii. Dan ia telah berhasil. Jika memang sifat alamiah air mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah, maka itu tak berlaku untuk perjalanan pencapaian mimpi kita.

Detik yang Berkualitas



Kita semua punya detik-detik berharga dalam hidup kita. Kita semua memilikinya. Namun yang sering terjadi nyatanya kita kadang terlena, terlupa, kurang terjaga bahwasanya detik yang baru saja kita lewati merupakan detik berharga. Detik berharga dalam hidup-hidup kita.
Mungkin karena kita lena tentangnya maka pada suatu waktu nanti kita akan teringat juga, teringat tentang beberapa keputusan yang kita buat di masa yang lampau. Tentang detik-detik keputusan itu.

Senin, 11 Juni 2012

Cinta dan Pernikahan: Sebuah Karangan Bunga



Bismillahirrahmanirrahim
Allahurabbana, jauhkan kami dari segala keburukan dan kejahatan makhlukMu, baik itu niat maupun perilaku.
Aamiin.
“Hal yang klasik dari cinta adalah ia akan terasa manakala ditinggalkan.”
- one of our brother
Cinta. Cinta. Cinta. Seringkali dijadikan bahasan yang tak pernah bosan untuk diperbincangkan. Meski seringkali ia buntu dalam definisi dan tak masuk logika memaknainya. Tapi, bukan berarti ia tak memiliki arti dan makna yang hakiki dan sejati; tentunya dari yang telah menghadirkan cinta itu sendiri, Yang Maha Memiliki.
Senja bagi kesendirian sepertinya telah mulai turun di Jakarta, begitu pula di kota-kota lainnya di penjuru Nusantara. Entah apakah ada korelasinya atau tidak, kami tidak pernah benar-benar tahu; tapi seiring dengan menjamurnya Janur di Gedung-gedung resepsi, diskusi-diskusi tentang cinta dan pernikahan seolah-olah tidak berhenti masuk ke meja redaksi kami.

Pedang Paling Tajam (Sebuah Renungan)



Orang-orang yang tidak menyukai Islam membuat tuduhan keji: Islam disebarkan dengan pedang! Islam identik dengan kekerasan! Mereka beralasan sejarah Islam banyak diwarnai dengan peperangan. Tetapi orang-orang itu menutup mata dan tidak mau tahu apa alasan dari berbagai peperangan itu.
Jika pun manusia menganggap Islam agama yang kejam tetapi mengapa:
  1. Satu milyar manusia saat ini memeluk dan meyakini agama Islam sebagai agama mereka. Saat ini dari setiap empat orang di bumi, salah satunya adalah Muslim.
  2. Islam menjadi agama yang paling cepat pertumbuhannya di seluruh dunia, tak terkecuali di Amerika dan Eropa. Bahkan banyak para mualaf yang berasal dari ilmuwan, pejabat dan golongan terhormat.

Ilmu Sanad, Warisan Ilmiah Umat Islam Paling Berharga


Umat Islam adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. Menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Dan, beriman kepada Allah Swt. Hanya umat inilah yang berhak mendapatkan gelar seperti itu.Karena umat ini siang dan malam, tak mengenal lelah berusaha menjaga kemurnian agamanya dari penodaan musuh-musuhnya. Inilah menjadi salah satu bukti kebenaran Islam. Agama yang melekat dalam diri umat ini adalah agama yang haq, sehingga Allah memberkahi mereka dengan yang haq pula.
Salah satu warisan penting umat Islam, kalau tidak dikatakan yang terpenting, adalah sanad. Apa itu sanad? Sanad adalah mata rantai perawi. Misalnya dari si fulan dari si fulan dari si fulan hingga ke Rasulullah Saw. Dengan sanad inilah, Islam terjaga kemurniannya. Al-Qur’an memiliki sanad yang mutawatir. Artinya banyak sekali perawi yang meriwayatkannya, keterangan perawi yang satu membenarkan keterangan perawi yang lain dan semua perawi itu tidak mungkin bersepakat untuk berdusta. Dengan adanya sanad ini, umat Islam tidak seenaknya bicara, sulit untuk berdusta, memalsukan data dan fakta yang seharusnya, dan tidak tercemar oleh akhlak yang buruk. Ketika ada perkataan dusta, maka akan terlihat kedustaannya. Para ulama mempunyai mekanisme ilmiah sehingga mampu dengan mudah mengetahui kedustaan itu. Misalnya, meneliti siapa perawi tersebut; apakah akhlaknya baik, aqidahnya benar, ibadahnya shahih, ingatannya kuat, bukan ahli maksiat dan ahli bid’ah. Bila ada dua hadits yang saling bertolak belakang, maka kedua hadits tersebut harus dikonfrontir;pertama-tama harus diteliti sanadnya terlebih dahulu. Dalam hal ini berkembanglah ilmu jarh wat ta’dil (ilmu yang mengetahui ‘cacat’ tidaknya para perawi hadits)

Nembak!



“Assalamu’alaikum. Afwan, benarkah ini nomor ukh Reisha?” suara di seberang sana dengan khas yang tegas, tertangkap di telingaku.
“Wa’alaikumsalam, iya, ini… Ishan? Ada yang bisa Ana bantu?” jawabku penuh tanya heran.
“Na’am, benar ukh. Ini Ishan. Ana tidak menganggu kan? Afwan.”
“Tidak, tafadhol. Ada apa?” suaraku coba menegaskan.
“Mm… langsung saja ukh. Afwan, ee… Ana boleh mengajukan ta’aruf dengan anti, ukhti?” suara tegas itu dengan perlahan memberanikan diri, tepat pada inti pembicaraan nampaknya.
“…..” kagetku bukan main, hampir lepas rasanya hp Samsung yang kutempelkan di telinga kiriku. Seraya kemudian menangkupkan telapak tangan kanan tepat di bagian jantungku, dan berujar amat pelan ‘masya Allah…’.
“…ukh, afwan. Jika sekiranya Ana lancang. Tapi, mohon kejelasan dari anti menanggapi hajat Ana ini.” Kembali suara di seberang itu memecah keheningan, sementara degup ini semakin kencang kurasa.
“…a-afwan, tidakkah Antum mengkomunikasikan terlebih dahulu dengan murabbi Antum?”tanyaku, meneliti.

Kita dan Jahiliyah Modern



Mungkin jahiliyah ialah kata terpopuler terkait riwayat hidup Nabi Muhammad SAW. Kata dalam Bahasa Arab ini menjadi titik tolak kiprah Sang Revolusioner Sejati dambaan semua manusia itu. Sejak kanak-kanak dahulu hingga kini kata tersebut seakan sudah mengendap di memori kebanyakan dari kita. Namun, tahukah kita hakikat kata tersebut?
Makna Jahiliyah
Pada dasarnya kata jahiliyah kerap kali dihubungkan dengan jahil, yang berarti bodoh atau kebodohan. Tentu jahiliyah yang dimaksud dalam Al-Qur’an dan hadits tak berhenti pada definisi ini. Sebagaimana kata “shalat” yang asalnya bermakna “doa”, kemudian memiliki definisi dalam konsep Islam sebagai berikut: “serangkaian ibadah kepada Allah berupa ucapan dan perbuatan yang tata caranya sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW”. Demikian pula banyak kata lain seperti zakat, iman, kufur, dan lain-lain.
Lalu, apa dan bagaimana sebenarnya karakteristik jahiliyah itu? Berikut beberapa pengertian jahiliyah yang dimaksud dalam terminologi Islam (dikutip dari www.alsofwah.or.id):

Falsafah Telur



Kebaikan bisa saja lahir dari keterpaksaan, meskipun akan lebih terasa nyaman jika kebaikan itu hadir bersama kesadaran. Dari sebutir telur kita bisa mengambil falsafah untuk menerjemahkan penggal kalimat di atas.
Di dalam telur tersimpan benih kehidupan, maka ia dilindungi cangkang yang keras. Jika sedikit saja cangkang retak atau pecah yang disebabkan faktor dari luar, akan membuat telur gagal menetas. Tidak ada kehidupan yang muncul. Sebaliknya jika cangkang itu pecah karena faktor dari dalam, karena memang waktunya menetas, akan melahirkan satu makhluk hidup baru yang siap berkembang.

Harmoni Hati dan Ilmu



“Orang yang benar butuh permulaan yang benar, permulaan yang benar butuh keikhlasan dan keikhlasan itu ada pada niatan yang suci, sementara kesucian niat ada pada hati yang bersih.” (kalam hikmah)
Ibarat orang yang berazam ingin ke Surabaya, tentu ia hanya akan sampai ke tujuan kalau sedari awal ia naik bus jurusan Surabaya. Apapun kalau yang ia pilih adalah bus jurusan Jakarta, tentu sampai kapan pun ia tak akan sampai ke tujuan.  Pohon mangga hanya akan tumbuh dari biji mangga, dan biji salak pastilah akan menumbuhkan pohon yang sama. Tidak akan mungkin pohon mangga membuahkan pohon salak, begitu pula sebaliknya.
Demikianlah saudaraku, sebuah kebenaran dalam bentuk apapun, hanya akan tumbuh dari biji kebenaran. Bagaimana mungkin pohon kebenaran bisa tumbuh berkembang dari sebuah biji bernama kesalahan.

Krisis Kehati-Hatian



Kehati-hatian adalah bagian dari agama” (Prof. Dr.Rachmat Syafi’i)
Hati-hati dalam bertindak dapat menjadi salah satu jalan keselamatan, bukan berarti rigid atau kaku. Namun kehati-hatian bagian dari kedewasaan berfikir dan kematangan pribadi yang menghantarkan seorang insan kepada kesiapan dan ketenteraman.
Alkisah, suatu hari seorang gubernur mengutus kurir menghadap raja untuk suatu urusan kenegaraan. Istri gubernur menitipkan bingkisan berupa permata untuk permaisuri raja. Setelah itu, sang kurir membawa bingkisan berupa kain sutra indah.
Melihat kiriman itu, gubernur langsung menyitanya dan dianggap sebagai milik Negara. Istrinya tak terima. Namun dijawab sang suami, “kalau bukan istri gubernur, tak mungkin kau menerima hadiah ini. Kau telah menggunakan kesempatan untuk memperkaya diri. Kurir yang kukirim tempo hari dalam rangka urusan Negara.”
“Tapi ini hadiah balasan pribadi dari permaisuri.” ujar sang istri.
“Benar, tapi urusan kirim mengirim ini telah menggunakan fasilitas Negara,” jawab gubernur.

Minggu, 10 Juni 2012

Adab-Adab Makan Yang Rasulullah SAW Ajarkan :



1. Tidak mencela makanan yang tidak disukai.

Abu Hurairah ra. berkata : “Rasulullah SAW tidak pernah sedikit pun mencela makanan. Bila beliau berselera, beliau memakannya. Dan jika beliau tidak menyukainya, maka beliau meninggalkannya.” (HR. Bukhari Muslim)


Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah SAW pernah berkata kepada keluarganya (istrinya) tentang lauk pauk. Mereka menjawab : “Kami hanya punya cuka”. Lalu beliau memintanya dan makan dengannya, seraya bersabda : “Sebaik-baik lauk pauk ialah cuka (al-khall), sebaik-baik lauk pauk adalah (yang mengandung) cuka.” (HR. Muslim).


Penelitian Dr. Masaru Emoto dari Jepang dalam bukunya ’The True Power of Water’ menemukan bahwa unsur air ternyata hidup. Air mampu merespon stimulus dari manusia berupa lisan maupun tulisan. Ketika diucapkan kalimat yang baik atau ditempelkan tulisan dengan kalimat positif, maka air tersebut akan membentuk struktur kristal yang indah dan bisa memiliki daya sembuh untuk berbagai penyakit. Sebaliknya, jika diucapkan maupun ditempelkan kalimat umpatan, celaan atau kalimat negatif lainnya, maka air tersebut akan membentuk struktur kristal yang jelek dan bisa berpengaruh negatif terhadap kesehatan.



Kata-Kata Bijak Koplak


Hal yang paling sulit dari banjir informasi di abad informasi, adalah menyaringnya…
Kemampuan yang paling hebat, dan juga paling mengerikan dari para filsuf, sastrawan, dan penulis amatiran (seperti saya), adalah merangkai kata-kata. Kemampuan persuasi, yang bisa membuat hal-hal yang sebenarnya koplak, terlihat bijak. Suatu hal-hal yang jelas salah pun, akan bisa terlihat luar biasa benar, luar biasa masuk akal, lengkap dengan argumen yang indah dan berbunga-bunga, yang kedengarannya muncul dari seorang bijak berjanggut yang sedang bersemedi di bawah pohon, lengkap dengan kicauan burung di latar belakang.
Kata-kata bijak berikut ini, saat pertama anda membacanya, anda mungkin akan manggut-manggut setuju, hati anda tersentuh, bahkan mata anda akan berkaca-kaca sambil menghela napas panjang sambil membatin: ‘iya juga yaa..’ Benarkah itu bijak? Yuk kita kritisi..
 “Kita tidak perlu menghakimi keburukan orang lain. Biarlah itu urusan dia dengan Tuhannya. Hanya Tuhan yang tahu mana yang paling benar. Hanya Tuhan lah yang berhak menghakimi, di akhirat kelak..”
Wow, wow, wow, tunggu dulu.. Jika saja hanya Tuhan yang berhak menghakimi, mari kita bubarkan semua lembaga peradilan, karena manusia tidak berhak menghakimi bukan? Mau orang korupsi, mencuri, menjadi gay dan lesbian, menghina agama, bahkan membunuh orang lain, biarkan saja. Toh kita tidak berhak menghakimi orang lain kan? Hanya Tuhan yang berhak.  Jadi jika ada polisi yang coba mendenda kita karena buang sampah atau merokok sembarangan di Singapura, tampar saja si sok tahu itu, dan katakan: “hanya Tuhan yang berhak menghakimi saya!!” Jika kita hanya membiarkan Tuhan yang mengadili semua keburukan-keburukan manusia di dunia, kita tidak perlu hukum lagi, dan mari kita kembali ke zaman batu (bahkan manusia zaman batu pun punya peraturan). Atau kita ikuti saja kata-kata teman saya: “Lemah teles, Gusti Alloh seng mbales..”
“Kenapa kita ribut-ribut masalah yang sepele sih? Pornografi diributin, penulis buku yang mempromosikan lesbi dihalangin.. Lady Gaga diributin.. Mendingan urusin tuh koruptor, mereka yang lebih berbahaya bagi bangsa kita ini..”

Sabtu, 26 Mei 2012

Bukan Jomblo, Tapi Single



Assalamu’alaikum.
Ehemm, sejujurnya saya bingung nih mau mulai dari mana kalo mau nulis tentang cinta. Soalnya, masalah cinta itu rumit dan ribet, nggak kalah sama permasalahan yang ada di Indonesia. #lebayy, hehe…
Kalo ngomongin remaja, nggak jauh deh dari yang namanya cinta. Mulai dari jatuh cinta, PDKT (singkatan dari PenDeKaTan), jadian, putus, jatuh cinta lagi, PDKT lagi, jadian lagi, putus lagi, dan begitu seterusnya. Ternyata bukan cuma makanan yang punya rantai, ternyata cinta juga lohh. Hehe…
Sampe akhirnya muncullah taglinenya si Pocooong (hantu bohongan yang eksis di Twitter) yang bilang kalo “Jomblo itu nasib, Single itu prinsip.” Nahh lohh?? Ko bisa si Pocoong ngomong kaya gitu?? Ohh, ternyata zaman sekarang ini, para jomblo atau remaja yang nggak pacaran itu dibilang nggak gaul dan nggak asyik. Wahh bahaya juga nihh, pantes aja si Pocooong ngotot bilang kalo dia bukan Jomblo, tapi Single. Ckckckck.

Ketawadhuan Abu Hanifah


Imam Abu Hanifah bercerita: “Aku belajar lima masalah dalam ibadah haji dari seorang pencukur rambut.” Berikut ini kisahnya:
Setelah aku menyelesaikan manasik haji aku pergi ke tukang cukur untuk mencukur rambutku.
Aku bertanya kepada tukang cukur: “Berapa ongkos mencukur rambut?”
Tukang cukur itu berkata: “Ini adalah ibadah, dan ibadah tidak mensyaratkan apa pun. Duduklah!” Aku pun duduk dan membelakangi kiblat.
Dia berkata: “Hadapkan wajahmu ke arah kiblat!”
Ku berikan kepalaku sebelah kiri untuk dicukur terlebih dahulu. Dia kembali berkata: “Putar kepalamu ke arah kanan.”
Maka aku pun memutar kepalaku ke arah kanan. Dia langsung mencukur rambutku dan aku diam saja. Dia berkata lagi: “Bacalah takbir (Allahu akbar)!”
Aku pun terus membaca takbir sampai dia selesai mencukur. Ketika aku berdiri dia berkata: “Mau ke mana kamu?”

Menikmati Kekalahan



Tidak pernah ada dua pemenang dalam setiap pertempuran. Sebagaimana bulan dan matahari yang tidak pernah menampakkan cahaya sama terang dalam waktu bersamaan. Satu menang dan yang lainnya harus kalah. Seperti itulah kejadiannya, dalam seluruh pertempuran. Bahkan pertempuran diri kita dengan impian-impian kita sendiri yang ingin kita taklukkan.
Sudah menjadi sifat alam bahwa kita tidak akan pernah mau dan tidak akan pernah rela untuk kalah. Karena kita dicipta sebagai pemenang. Katanya, sebagaimana tayangan film dokumenter, jutaan sel sperma berlomba untuk membuahi sel telur dan hanya ada satu pemenang dalam perlombaan itu, itulah yang menjadi kita.
Kita telah terlalu terbiasa dengan kata menang. Bahkan jauh lebih dari itu, bahwa selalu menang adalah sebuah keharusan dalam segala hal, tanpa kecuali. Karena kata kalah berarti lemah. Karena kata kalah identik dengan ketidakberdayaan atau cukuplah ia seperti kegelapan tanpa cahaya.

Aku Ingin Menjadi Permata



Desir angin senja ini membuai anganku melayang mengarungi samudera khayal. Terbayang indah masa dua tahun lalu tatkala aku baru masuk SMA. Masa-masa itu kurasakan adalah masa-masa indah tanpa beban. Masa-masa kegembiraan tanpa masalah-masalah tentang hari esok. Sekarang, sinar matahari senja yang mulai redup ini seakan menambah berat beban pikiranku.
Kelas tiga SMA. Ujian semakin dekat. Beban belajar sungguh banyak. Belum lagi les tambahan dari sekolah setiap paginya. Juga les tambahan di lembaga bimbingan belajar seminggu tiga kali. Terasa mau pecah kepalaku. Aku tak mengira akan begini pusingnya menghadapi Ujian Nasional.
Tiap hari kedua ayah ibuku menekanku agar terus belajar. Waktu untuk bermain keluar pun dipotong habis. Setiap aku mau keluar selalu saja ditanya mau ke mana dan berapa lama. Dan kalau aku kelamaan bermain di luar rumah, saat pulang pasti aku disuguhi beraneka ragam omelan. Sungguh berat hidup ini kurasa. Persoalan di kelas pun seakan tak mau berdiam diri untuk membiarkanku tenang barang sejenak. Dari ribut kecil-kecilan dengan teman sekelas sampai saling mendiamkan selama beberapa hari membuatku ingin pergi saja dari sekolah ini. Ah, dunia sungguh menghimpitku. Aku merasa sesak.

Keju Termahal, Kejujuran



Di antara sekian banyak jenis keju di seluruh dunia, ternyata keju jenis inilah yang terbaik. Terbaik dan termahal ditilik dari sisi manapun. Keju Swiss, keju putih, atau keju jenis apapun kalah jauh dibanding keju yang satu ini. Kejujuran.
Jika melihat elit politik negeri ini sekarang, terlalu banyak yang tak berkesempatan mencicipi lezatnya keju ini. Kejujuran, menjadi sesuatu yang mahal dan langka di antara mereka. Berkelit dengan dalih lupa, tidak kenal, atau dengan 1001 manipulasi di hadapan pengadilan manusia, membuat mereka semakin jauh dari asap kejujuran.
Di luar sana bahkan beredar sebuah keyakinan, “Sapa jujur bakal ajur” yang artinya siapa yang jujur akan hancur. Prinsip ini mungkin telah menghinggapi sebagian masyarakat kita. Tak heran korupsi menjadi hal yang bercokol pada lapisan terendah masyarakat (grass root) hingga elitnya.

Badannya Satu, Tugasnya Banyak



Allah memberikan kita “tugas-tugas” yang harus terselesaikan bukan karena Ia tak sayang pada kita, justru itulah tanda cinta-NYA kepada kita.
Ngomong-ngomong soal tugas-tugas yang harus terselesaikan, tentulah kita pernah menghadapi beberapa tugas/amanah yang melambai-lambai ingin segera di kerjakan. Di kuliah banyak tugas, di organisasi juga banyak agenda padahal organisasi yang diikuti lebih dari satu, apalagi yang sudah kerja, tambah-tambah membuat pusing harus mengerjakan yang mana.
Badan yang cuma satu, otak yang nggak lebih gede dari bola sepak, tangan yang cuma dua, kaki yang cuma dua juga, kadang membuat kita merasa “uuurgh, nggak sanggup nggak sanggup nggak sanggup”. Terjadilah aksi galau seharian akibat bingung mau mengerjakan yang mana dulu padahal semuanya dikejar deadline.

Minggu, 06 Mei 2012

Konstanta Kecepatan Cahaya Dalam Al Qur’an



Cahaya adalah bagian dari gelombang elektromagnetik sekaligus sebagai materi tercepat di jagat raya ini, dengan kecepatan gerak sebesar 299279.5 km/det yang dalam perhitungan dibulatkan menjadi 300000 km/det. Nilai kecepatan yang diberi simbol c ini telah diukur-dihitung dan ditentukan serta menjadi konsensus Internasional, oleh berbagai institusi berikut:
- US National Bureau of Standards, c = 299792.4574 + 0.0011 km/det.
- The British National Physical Laboratory, c = 299792.4590 + 0.0008 km/det.
- Konferensi ke-17 tentang Penetapan Ukuran dan Berat Standar, dimana “Satu meter adalah jarak tempuh cahaya dalam ruang vacum selama jangka waktu 1/299792458 detik”.

Selain beberapa institusi di atas, seorang Fisikawan Muslim dari Mesir yang bernama DR. Mansour Hassab El-Naby menemukan sebuah cara istimewa untuk mengukur kecepatan cahaya ini. Menurut Dr. El-Naby, nilai c tersebut bisa ditentukan/dihitung dengan tepat berdasar informasi dari dokumen yang sangat tua.

Sabtu, 05 Mei 2012

Izinkan Aku Cuti Dari Dakwah Ini

 Jalanan ibukota masih saja ramai hingga larut malam ini, dengan kendaraan yang terus berlalu lalang, juga dengan kehidupan manusia-manusia malam yang seakan tidak akan pernah mati. Namun kini hatiku tak seramai jalanan di kota ini. Sunyi. Itulah yang sedang kurasakan. Bergelut dengan aktifitas dakwah yang menyita banyak perhatian, baik tenaga, harta, waktu dan sebagainya, seakan menempa diriku untuk terus belajar menjadi mujahid tangguh. Tapi kini, hatiku sedang dirundung kegalauan. Galau akan saudara-saudaraku dalam barisan dakwah yang katanya amanah, komitmen, bersungguh-sungguh namun seakan semua itu hanyalah teori-teori dalam pertemuan mingguan. Hanya dibahas, ditanya jawabkan untuk kemudian disimpan dalam catatan kecil atau buku agenda yang sudah lusuh hingga pekan depan mempertemukan mereka lagi, tanpa ada amal perbaikan yang lebih baik. Ya… Mungkin itu yang ada dibenakku saat ini tentang su’udzhan-ku terhadap mereka, setelah seribu satu alasan untuk ber-husnudzhan.

Kamis, 03 Mei 2012

Tugas UAS Komputer Geografi Off K

Nama : Sandy Rahmadani
NIM : 110721435123
Kelas/Off : AA/K
Fakultas/Jurusan/Angkatan : FIS/Geografi/2011

Berikut Merupakan Daftar Kumpulan Tugas Mata Kuliah Komputer



  • Tugas Akhir Membuat artikel mengenai komputer :
 silahkan klik link dibawah ini untuk mendownload file tugas tersebut :

http://www.ziddu.com/download/19306625/Sandy_SejarahPerkembanganKomputer.rar.html

Rabu, 02 Mei 2012

Kemudian, Ia Kembali…



“Bagaimana dengan keluargamu?” tanyaku dengan penuh semangat seraya merapikan jilbab yang menari-nari diterpa angin pantai yang cukup kencang. Akan tetapi perempuan cantik yang ada di hadapanku terdiam dengan senyumnya. Ada gurat kelelahan di wajahnya, membuat senyumnya seolah dipaksakan. Entah itu apa maksudnya.
“Aku belum menikah, Ra…” jawabnya kelu yang membuat semangatku tadi berubah menjadi sorot pilu.  Ternyata memang sudah sejauh itu dia menentukan langkahnya. Ah, teringat masa-masa kami bersama dulu. Masa-masa Mahasiswa yang penuh dengan semangat bergerak untuk perubahan. Penuh dengan pertarungan idealisme, namun juga dengan tawa persahabatan.
***

Fashionista dan Kontes, Syiar atau Tenar



Jika perempuan bak perhiasan, maka sebaik-baik perhiasan berharga adalah  perhiasan yang dimuliakan. Dan perempuan berharga adalah perempuan yang memuliakan dirinya dengan menjaga akidah dan akhlaqnya, karena Allah semata.
“Hijab Contest". Awalnya Reyna ragu untuk membuka situs yang dikirim melalui email oleh sahabatnya, Mitha. Tapi rasa penasaran Reyna membuatnya membaca ulang email tersebut. Email itu berisi tentang kontes yang bertujuan mensosialisasikan trend berbusana muslimah. Bukan, Reyna bukan akan mengikuti kontes tersebut, namun butik miliknya ditawari sebagai sponsor tunggal di acara tersebut. Kebetulan perusahaan Mitha sebagai media partner, dan Mitha lah yang dulu membantunya mengenal dan memperdalam Islam. Reyna yang seorang mualaf, tentu sangat terbantu sekali oleh kehadiran Mitha. Selain Mitha ada Mbak Dania yang membuatnya mengagumi  Islam.

Ghirah



Dahulu, Buya Hamka menjelaskan ghirah dengan suatu istilah yang sederhana: cemburu. Ghirahadalah kecemburuan dalam beragama. Cemburu itu bukan sekedar marah atau kesal atau jengkel, melainkan perasaan tidak rela karena haknya direnggut dan berhasrat besar untuk merebut haknya kembali. Kalau tak ingin merebut kembali, bukan cemburu namanya. Itulah sebabnya orang bilang cemburu adalah tanda cinta, dan tidak ada cinta tanpa rasa cemburu. Nah, yang disebut ghirahitulah perasaan memiliki / mencintai agama secara mendalam yang kemudian terwujud dalam pembelaan yang kuat ketika agamanya dihinakan orang.
Buya Hamka mengambil sebuah perspektif yang menarik ketika bercerita tentang ghirah. Sementara pada masanya orang banyak mengelu-elukan Mahatma Gandhi, beliau justru mengingatkan semua orang bahwa Gandhi adalah tokoh yang anti Islam, dan kita sebagai Muslim tidak sepatutnya melupakan hal itu.

Pengaruh Sabar dan Shalat dalam Menyelesaikan Problematika Kehidupan



وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلاَقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
”Dan mintalah pertolongan (kepada) Allah dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhhya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang  khusu’ , (yaitu) orang-orang yang menyakini, bahwa mereka akan menemui Robb-nya dan bahwa mereka akan kembali kepad-Nya” (Qs. al-Baqarah: 45 -46)
Ayat di atas mengandung beberapa pelajaran:
Pelajaran Pertama:
Bahwa Allah memerintahkan seluruh hamba-Nya untuk selalu bersabar dan menegakkan shalat di dalam menghadapi segala problematika hidup.
Adapun sabar secara bahasa adalah menahan, dikatakan: ”qutila fulanun shobron“ artinya: si fulan terbunuh dalam keadan ditahan. Oleh karenanya, seseorang yang menahan diri terhadap sesuatu dikatakan orang yang sabar.

Sabtu, 21 April 2012

Iblis Datang dari Muka, Belakang, Kanan, dan Kiri Kita



Di dalam Al Qur’an, akan kita dapati sebuah rekaman dialog antara Allah SWT dengan iblis yang dihukum oleh Allah. Dalam dialog tersebut, iblis menyatakan untuk selalu menyesatkan manusia. Hal tersebut terekam dalam surat Al A’raf ayat 16-17 berikut ini:
“Iblis menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan men-dapati kebanyakan mereka bersyukur (ta’at).’” (QS. Al A’raf : 16-17)

Jumat, 20 April 2012

Belajar dari Uhud



Dalam medan Badar yang fenomenal itu pasukan muslimin yang tak seberapa banyaknya mendapatkan kegemilangan. Yang dengan itu semangat kaum muslimin membuncah, pamor di mata bangsa Arab menjadi harum. Diawali dari rencana menghalangi kafilah dagang Abu Sufyan yang membawa harta-harta Mekah. Tak disangka perang tumpah, sedangkan kaum muslimin dalam keadaan belum terlalu mapan. Namun Allah memberikan pertolongan teramat nyata, “… Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang turun berturut-turut” (QS. Al Anfal: 9). Sehingga ribuan pasukan musyrikin mampu dipukul telak.

Mau Tahu Amalan yang Paling Dicintai oleh Allah?



Ketika kita mengerjakan shalat fardhu (Subuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib, & Isya), ternyata kita bisa mendapatkan suatu amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT dibanding dengan amalan-amalan lain. Bayangkan amalan ini lebih dicintai oleh Allah SWT dibanding dengan Berjihad dijalan Allah dan Berbakti kepada orang tua. Subhanallah bukan?
Ya, amalan ini memang gampang-gampang sulit, tetapi ketika kita benar-benar bertekad dan meluruskan niat, insya Allah amalan yang satu ini sangat mudah dilaksanakan.

Dialog Ikhwan (Sok) Stabil Dengan Ikhwan (Agak) Labil



Selepas shalat Zhuhur, para ikhwan tidak langsung beranjak dari masjid. Seperti biasa, mereka saling membentuk kelompok-kelompok kecil dan memperbincangkan banyak hal. Begitu pula yang kini dilakukan akh Simun dan akh Afik di pojok masjid.
“Assalamu’alaikum. Gimana kabarnya, Akhi?”
“Wa’alaikumussalam. Alhamdulillah, akh. Tetap berseri sebagaimana mentari di pagi hari. By the way, ada apa nih, akh? Tumben-tumbennya mukanya kusut begitu.”
“Muka ane emang begini, akh.”