Orang-orang yang tidak menyukai Islam membuat tuduhan keji: Islam disebarkan dengan pedang! Islam identik dengan kekerasan! Mereka beralasan sejarah Islam banyak diwarnai dengan peperangan. Tetapi orang-orang itu menutup mata dan tidak mau tahu apa alasan dari berbagai peperangan itu.
Jika pun manusia menganggap Islam agama yang kejam tetapi mengapa:
- Satu milyar manusia saat ini memeluk dan meyakini agama Islam sebagai agama mereka. Saat ini dari setiap empat orang di bumi, salah satunya adalah Muslim.
- Islam menjadi agama yang paling cepat pertumbuhannya di seluruh dunia, tak terkecuali di Amerika dan Eropa. Bahkan banyak para mualaf yang berasal dari ilmuwan, pejabat dan golongan terhormat.
- Para ilmuwan dan futurolog menganggap Islam sebagai salah satu kekuatan dunia di masa mendatang.
- Bahkan seorang guru besar Universitas Harvard, Prof. Huntington, punya prediksi bahwa pada tahun 2025 jumlah umat Muslim di seluruh dunia akan mampu mengungguli pemeluk Kristen (Katolik dan Protestan) dengan perbandingan 30:25
- Para penguasa yang bertindas pada masa lalu, meminta perlindungan kepada penguasa Islam (daulah Islamiyah), sebut saja penguasa Spanyol yang meminta bantuan kepada pasukan Islam di Afrika Utara agar membebaskan mereka dari kekejaman Raja Roderick dari Eropa.
Jika demikian rasanya sangat aneh bila sesuatu yang dianggap kejam dan bengis tetapi diterima dengan sukarela tanpa paksaan oleh bermilyar manusia.
Sejarah mencatat dengan shahih, berbagai penaklukan yang dilakukan pasukan Islam bukan untuk meraup kemegahan melainkan untuk menegakkan keadilan. Memberi perlindungan kepada kaum yang lemah, memberi rasa aman kepada kaum yang takut serta memberantas kezhaliman.
Simak saja pengakuan seorang mualaf bangsawan Inggris berikut,
“Islam adalah agama yang memberikan kekuatan kepada orang-orang yang lemah dan memberikan rasa kecukupan kepada orang-orang miskin.”
(Sir Charles Edward Archibold Watkin Hamilton, seorang bangsawan Inggris yang setelah masuk Islam berganti nama menjadi Sir Abdullah Archibold Hamilton)
Peperangan pertama dalam sejarah Islam tercatat ketika pasukan Quraisy bersekongkol dengan orang-orang kafir untuk menyerang umat Islam di Madinah. Pertempuran itu kemudian dikenal dengan Perang Badar. Umat muslim keluar sebagai pemenang.
Menyusul kemudian perang, Ahzab, Perang Khandaq dan perang lain yang semuanya sebagai reaksi atas serangan musuh. Perang yang dilakukan murni untuk mempertahankan diri.
Pada masa-masa selanjutnya Islam banyak melakukan ekspedisi ke Negara-negara yang penuh kezhaliman. Untuk membebaskan rakyat dari penderitaan. Tujuannya murni membebaskan bukan untuk menyebarkan ajaran Islam, mereka tetap diberi kebebasan menjalankan dan memilih agama yang diyakini. Tidak ada paksaan masuk Islam, karena demikianlah Al Quran mengajarkan.
Orang-orang kafir dengan didukung segala pengikutnya termasuk media masa yang banyak kita baca, dengar dan saksikan menebarkan fitnah bahwa Islam disebarkan dengan pedang (kekerasan) untuk membendung kebangkitan Islam yang kian nyata.
Lalu benarkah Rasulullah menyebarkan Islam dengan pedang?
Jika seorang muslim yang menjawab, bisa jadi jawabannya sangat subjektif, tetapi mari kita simak kutipan yang ditulis Ahmad Deedat dalam The Choicenya menukil kata-kata Pandit Gyanandra Dev Sharma Shastri, dia menyatakan,
“Mereka (pengkritik Muhammad) tidak bisa melihat bahwa satu-satunya pedang Muhammad adalah pedang kemurahan hati, petunjuk, persahabatan, kemauan untuk memaafkan –pedang yang menaklukkan musuh-musuhnya dan membersihkan hati mereka. Lebih tajam dari pedang baja.”
Subhanallah! Sejatinya pedang utama Islam bukanlah pedang baja atau besi yang tajam. Pedang yang sebenarnya adalah akhlakul karimah. Akhlak yang baik. Itulah pedang yang mampu mengalahkan musuh tanpa melukai, membuat mereka tunduk tanpa harus merasa terhina, dan membuat mereka patuh tanpa harus dipaksa. Itulah pedang Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam.
Allah menjamin ini dalam firmanNya, “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al Qalam [68]: 4)
Jelaslah, jika kita menginginkan Islam kembali bangkit perbaikan akhlak menjadi hal mutlak. Setiap Muslim harusnya sadar bahwa mereka ibarat cermin yang memancarkan keluhuran Islam.
Akhlak baik yang tersemat dalam diri akan menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam mengubah nasib. Akhlak bisa dilatih dan diperbaiki dengan memaksakan diri untuk melakukan hal-hal yang baik. Jika para pakar manajemen diri dan motivator modern mengungkapkan kunci sukses adalah kecerdasan emosional dan spiritual maka Rasulullah telah menyatakan dirinya untuk memperbaiki itu semua sejak empat belas abad lampau.
“Sesungguhnya aku (Nabi Shallallahu ‘alaihi was sallam) diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (dalam riwayat yang lain dengan lafazh untuk memperbaiki akhlak)” (HR. Bukhari).