Jika perempuan bak perhiasan, maka sebaik-baik perhiasan berharga adalah perhiasan yang dimuliakan. Dan perempuan berharga adalah perempuan yang memuliakan dirinya dengan menjaga akidah dan akhlaqnya, karena Allah semata.
“Hijab Contest". Awalnya Reyna ragu untuk membuka situs yang dikirim melalui email oleh sahabatnya, Mitha. Tapi rasa penasaran Reyna membuatnya membaca ulang email tersebut. Email itu berisi tentang kontes yang bertujuan mensosialisasikan trend berbusana muslimah. Bukan, Reyna bukan akan mengikuti kontes tersebut, namun butik miliknya ditawari sebagai sponsor tunggal di acara tersebut. Kebetulan perusahaan Mitha sebagai media partner, dan Mitha lah yang dulu membantunya mengenal dan memperdalam Islam. Reyna yang seorang mualaf, tentu sangat terbantu sekali oleh kehadiran Mitha. Selain Mitha ada Mbak Dania yang membuatnya mengagumi Islam.
Mbak Dania memperkenalkan Reyna dengan banyak orang yang ia anggap guru dalam kehidupannya. Rutin bertemu di pengajian meskipun sebulan hanya 2 kali. Reyna juga menyempatkan mengikuti camp-camp yang diadakan oleh para trainer muslim. Maka semakin lama Reyna memahami tentang isi Al Quran dan As Sunnah. Disana ia mempelajari banyak hal terutama tentang perempuan, bahwa perempuan wajib berhijab sempurna, menjaga diri dalam bersosialisasi dengan lawan jenis. Kelas “Fiqih Perempuan” pun ia ikuti untuk menambah wawasan. Tentu proses pembelajaran ini melalui rintangan yang datang dari banyak arah, termasuk keluarga yang waktu itu masih non muslim. Berkat sahabatnya Mitha, mbak Dania dan lingkungan di Kelas mengaji, rintangan itu dapat ia lalui.
Mengingat kembali ketika ia masih menjadi model, dimana ia harus berjalan diatas catwalk yang ditonton oleh banyak kalangan termasuk laki-laki dan perempuan yang bercampur di area yang sama. Penyesalan seringkali melingkupi hati Reyna, ah sudah tak berguna juga pikirnya. Yang penting ia sudah berhijrah.
Sekarang Reyna dihadapkan pada hal yang menurutnya masih samar. Memang baik mensosialisasikan berbusana sesuai syariah di lingkungan masyarakat, namun disisi lain Reyna banyak menemukan pose-pose model muslimah yang “mengundang” arti negatif, misalnya model yang menggunakan busana press body dengan penutup kepala yang terkadang dililitkan dengan sedikit memaksa hingga ada bagian yang tersingkap, dan ditambah berpose tidak wajar. Mungkin beberapa orang mempunyai pendapat lain untuk menyepakati hal tersebut. Namun lain halnya bagi Reyna. Ia merasa harus meluruskan ini, meluruskan niat awal proposal yang ia terima untuk “mensosialisasikan” hal yang seharusnya sesuai syar’i. Reyna mulai mempertimbangkan tawaran tersebut, mengingat butiknya harus menjadi media yang tepat untuk bersyiar, bukan semata-semata agar butiknya terkenal, namun karena ia mempunyai kewajiban untuk memperbaiki apa yang seharusnya di perbaiki.
Muslimah, (wajib) berbusana sesuai syariah
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Ahzaab:59).
Jelas bahwa menutup aurat adalah kewajiban setiap muslimah agar mereka terjaga dari hal buruk. Perempuan adalah makhluk yang dimuliakan oleh Allah karena kelak ia akan yang melahirkan dan menjadi madrasah utama untuk generasi penerus. Dan di rahim perempuanlah, para generasi penerus tumbuh sebelum ia menapaki dunia.
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS. An Nuur:31)
Betapa Allah menjaga kaum perempuan, hingga pakaian pun Allah mengaturnya. Menutup aurat sesuai perintah Allah sangat mudah, Allah hanya meminta agar perempuan menutup kan kain kepalanya hingga menjuntai ke dada, tidak transparan, membentuk lekuk tubuh, dan tidak menyerupai laki-laki. Menutup aurat ini ialah salah satu wujud menjaga rasa malu seorang perempuan yang diperintahkan Allah.
Jaman terus bergulir, dan gaya hidup kita yang erat dengan budaya ketimuran, terkadang sudah terpengaruh budaya barat yang cenderung bebas memasuki kehidupan kita melalui banyak dimensi dan sudah menjadi kewajiban untuk mem filter gaya hidup mereka. Alangkah baiknya jika kita sebagai perempuan yang hidup di jaman sekarang, tetap mengikuti trend fashion yang sedang in, namun tetap berpegang teguh pada Al Quran. Misalnya menyesuaikan warna-warna indah, dipadupadankan dengan corak yang lembut dengan model baju yang anggun. Memodifikasi jilbab dengan Pashmina/shawl ataupun jilbab berjenis paris yang dililitkan, sah saja asal memenuhi pakem dalam Al Quran misalnya dibiarkan menjuntai hingga dada serta tidak transparan. Jangan lupakan pula menjaga aurat terhadap yang bukan muhrim di lingkungan kita. Hal tersebut harus kita perhatikan dan lakukan dalam kehidupan sehari-hari agar dalam berpakaian pun muslimah mendapatkan Ridha Allah.
Syiar, berawal dari Niat karena Allah
Rasulullah saw bersabda: Ballighuu ‘annii walau aayat. ‘Sampaikan dariku meski hanya satu ayat.’
Setiap manusia mempunyai kewajiban menebar kebaikan, baik melalui jalan dakwah bil lisan (perkataan), dakwah bil kalam (tulisan) maupun dakwah bil hal (perlakuan). Dalam hal ini mengutamakan diri sebagai teladan. Yang bertujuan saling mengingatkan kewajiban sesama muslimah dalam menutup aurat sesuai syariah.
Kontes hijab mungkin dapat menjadi salah satu sarana untuk bersyiar. Dimana saat ini kitapun banyak menemui kontes-kontes yang semacam, baik yang diselenggarakan oleh individu maupun kelompok tertentu. Mengambil sisi positif acara tersebut yang bertujuan baik, agar mereka yang awam hijab, tak lagi menganggap bahwa hijab menjadi halangan untuk tampil trendy dalam kehidupan sehari-hari, apalagi untuk mereka yang baru memulai diri berhijab.
Namun banyaknya kontes-kontes hijab, memerlukan evaluasi kembali jika niat awal mereka adalah syiar. Sehingga media syiar tersebut tetap menerapkan syarat berhijab sesuai syariah, dan berhati-hati memadu padankan fashion dengan syariat dan trend kini- sehingga nilai-nilai agama pun perlahan tak luntur. Misalnya kontes tersebut tak lagi menampilkan muslimah berjilbab, lalu dengan alasan keindahan fotografi, mimik wajah mereka ketika berpose malah menjadi tak anggun lagi dengan gaya yang mengundang syahwat kaum adam.
Sepertinya hal ini harus dikaji ulang, agar niat awal menjadikan kontes ini sebagai media syiar tetap terjaga dan tidak mementingkan ketenaran belaka. Sehingga nilai-nilai dakwah dapat tersampaikan dengan baik.
Semoga Allah senantiasa memberi kita kekuatan untuk menjemput hidayah Nya. Agar hijab terpelihara dengan baik dalam kehidupan kita.