Laman

Selasa, 20 Desember 2011

Pencuri yang Bertaqwa


Ada seorang pemuda yang bertakwa, tetapi dia sangat lugu. Suatu kali dia belajar pada seorang syekh. Setelah lama menuntut ilmu, sang syekh menasihati dia dan teman-temannya: "Kalian tidak boleh menjadi beban orang lain. Sesungguhnya, seorang yang alim yang menadahkan tangannya kepada orang lain atau orang berharta, tak ada kebaikan dalam dirinya. Pergilah kalian semua dan bekerjalah dengan pekerjaan ayah kalian masing-masing. Sertakanlah selalu ketakwaan kepada Allah dalam menjalankan pekerjaan tersebut." 


Maka pergilah pemuda tadi menemui ibunya seraya bertanya: "Ibu, apakah pekerjaan yang dulu dikerjakan ayahku?" Sambil bergetar ibunya menjawab, "Ayahmu sudah meninggal. Apa urusanmu dengan pekerjaan ayahmu?" 

Sebuah Kisah Burung Beo


Ada seorang kyai pemilik sebuah pesantren kecil yang punya seekor burung Beo. Burung beo ini pandai sekali bercakap-cakap. Dia memang dipelihara sejak masih kecil oleh Kyai tersebut. Sebut saja namanya Kyai haji Mustafa. 


Kyai Haji Mustafa ini sangat sayang pada burung beonya. Burung beo ini ditaruhnya di depan kamarnya yang memang menghadap teras sekaligus menghadap bangsal kelas pesantrennya. Jadi, hampir tiap pagi hingga sore burung beo tersebut mendengar suara anak-anak pesantren tadarrus Al Quran dan ditambah dengan tiap malam mendengar ceramah agama islam yang memang dilakukan setiap sepuluh menit menjelang waktu tidur. Karenanya, tidak heran kalau burung beo itu selalu melafalkan kalimat-kalimat thayibah setiap kali dia mengeluarkan suara-suara yang meniru suara manusia. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, rasanya sudah sering keluar dari mulut burung tersebut. 

Carilah Kesamaan, Bukan Perbedaan



Saya amat terkesan dengan apa yang diajarkan guru sekolah dasar ketika pertama kali masuk sekolah. Ibu Guru menggambar dua buah lingkaran di papan tulis. Ia menamai lingkarang yang satu Laki-laki, sedangkan lingkaran yang lain Perempuan.

Kedua lingkaran itu saling menabrak sehingga terbentuk sebuah bidang kecil yang menjadi bagian yang sama dari kedua lingkaran tersebut. Sambil menunjuk bidang tersebut, Ibu Guru berkata, "Bidang ini milik bersama kedua lingkaran. Tujuannya, untuk mewadahi hal-hal yang punya kemiripan baik yang dimiliki anak laki-laki maupun anak perempuan. Nah, mari kita isi bersama-sama, apa saja yang bisa kita masukkan di tempat ini!"