“Bagaimana dengan keluargamu?” tanyaku dengan penuh semangat seraya merapikan jilbab yang menari-nari diterpa angin pantai yang cukup kencang. Akan tetapi perempuan cantik yang ada di hadapanku terdiam dengan senyumnya. Ada gurat kelelahan di wajahnya, membuat senyumnya seolah dipaksakan. Entah itu apa maksudnya.
“Aku belum menikah, Ra…” jawabnya kelu yang membuat semangatku tadi berubah menjadi sorot pilu. Ternyata memang sudah sejauh itu dia menentukan langkahnya. Ah, teringat masa-masa kami bersama dulu. Masa-masa Mahasiswa yang penuh dengan semangat bergerak untuk perubahan. Penuh dengan pertarungan idealisme, namun juga dengan tawa persahabatan.
***