Laman

Kamis, 14 Juni 2012

22 Tanda Iman Anda Sedang Lemah



Ada beberapa tanda-tanda yang menunjukkan iman sedang lemah. Setidaknya ada 22 tanda yang dijabarkan dalam artikel ini. Tanda-tanda tersebut adalah:
1. Ketika Anda sedang melakukan kedurhakaan atau dosa. Hati-hatilah! Sebab, perbuatan dosa jika dilakukan berkali-kali akan menjadi kebiasaan. Jika sudah menjadi kebiasaan, maka segala keburukan dosa akan hilang dari penglihatan Anda. Akibatnya, Anda akan berani melakukan perbuatan durhaka dan dosa secara terang-terangan.
Ketahuilah, Rasululllah SAW. pernah berkata, “Setiap umatku mendapatkan perindungan afiat kecuali orang-orang yang terang-terangan. Dan, sesungguhnya termasuk perbuatan terang-terangan jika seseirang melakukan suatu perbuatan pada malam hari, kemudian dia berada pada pagi hari padahal Allah telah menutupinya, namun dia berkata, ‘Hai fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begini,’ padahal sebelum itu Rabb-nya telah menutupi, namun kemudian dia menyibak sendiri apa yang telah ditutupi Allah dari dirinya.” (Bukhari, 10/486)

Tak Sekadar Aksi


“Ah, ngapain juga? Emang ini bisa merubah keadaan? Memangnya dengan berdemo dan beli-beli aksesoris Palestina bisa membuat Palestina menang?”
Ilustrasi (inet)
Saudaraku, tahukah Anda seberapa besar arti sebuah solidaritas? Seberapa efektifkah rasa itu mencarikan jalan keluar setiap permasalahan. Mungkin Anda akan berpikir aksi-aksi solidaritas ini hanyalah sebuah kekonyolan. Apa pengaruhnya bagi Palestina kalau hanya turun dan berteriak di jalanan? Apa peduli Israel ketika bendera dan foto mereka dihinakan, diinjak lalu dibakar? Toh mereka tetap ganas menangkapi dan mengusir warga Palestina dari tanahnya. Lalu apa pula hubungannya dengan aksi menyamakan foto profil Facebook sebagai wujud solidaritas untuk tawanan Palestina?
“Ah, ngapain juga? Emang ini bisa merubah keadaan? Mungkin pertanyaan ini akan muncul di benak segelintir kita.
Sebelumnya ada sebuah berita menggembirakan untuk kita semua. Setelah melalui perundingan yang alot antara para tawanan Palestina dan pemerintah Israel dan aksi mogok makan yang mereka lakukan selama 28 hari menghasilkan kesepakatan bahwa pihak Israel bersedia melepaskan semua tawanan Palestina. Hal ini juga didukung oleh tekanan yang diberikan dunia Internasional dan keterkejutan Israel pada aksi puluhan ribu Facebookers menyamakan foto profil mereka sebagai wujud solidaritas terhadap tawanan Palestina.

Kata Tanpa Kata



“Sesungguhnya ada beberapa orang munafik yang mengira Rasulullah telah wafat!” Lelaki itu berkata dengan suara keras, “Padahal sesungguhnya Rasulullah itu tidak akan mati! Dia hanya pergi menemui Tuhannya, sebagaimana Nabi Musa bin Imran pergi kepadaNya. Ia pergi meninggalkan kaumnya selama empat puluh hari. Kemudian dia kembali kepada mereka setelah sebelumnya dikabarkan mati.”
“Demi Allah,” lanjutnya kepada orang-orang di depan masjid, “Rasulullah benar-benar akan kembali seperti yang telah dilakukan Musa. Lalu dia akan memotong kedua tangan dan kaki orang-orang yang telah mengira Rasulullah telah mati!”

(Curhat) Sang Mantan



Semalam aku mengirim SMS kepada seorang kawan.
Aku bertanya, “Hai Fulanah, bagaimana rasanya tidak lagi berpacaran??
Kawanku menjawab dengan sebuah kalimat kiasan, “Dulu saya bagai meminum air berwarna dan kini saya bagai meminum air putih.”
Agak mengernyitkan alis ketika saya membaca balasan SMS itu. Air putih dan air berwarna?? Apa maksudnya?
Saya kembali mengirimkan SMS untuk mendapatkan jawaban untuk pernyataan yang membingungkan saya.
Saya sekarang seperti meminum air putih. Rasanya tawar tapi saya tidak akan mau untuk merasa bosan. Karena saya sudah tahu manfaatnya. Semakin saya banyak minum air putih itu semakin banyak manfaatnya untuk diri saya. Mungkin selama ini saya lebih suka air berwarna, tanpa sadar air berwarna itu yang membuat diri saya menjadi tidak sehat. Jomblo itu air putih dan pacaran adalah air berwarna.

“Mimpi”kanlah dan Segera “Nyata”kanlah



Tujuan tanpa persiapan yang baik memang hanya sebuah bangunan mimpi, mungkin akan goyah jika terkena hempasan angin, meskipun tertiup lembut atau akan runtuh saat terguyur hujan. Buatlah bangunan yang ingin kita sekokoh karang, yang selalu tegar berdiri kokoh meski diterjang deru ombak, tetap  tegak walau sisinya terhempas air, tetap kuat meski puncaknya tersengat matahari, tak goyah meski diterpa angin dan tetap memberi penjagaan untuk manusia di sekitarnya.
Belajarlah kepada seorang balita, saat ia mulai merangkak kemudian perlahan bangkit berdiri melangkahkan kakinya sedikit kemudian ia terjatuh, berdiri kemudian terjatuh lagi lagi dan lagi. Tak jarang ia pun menangis mungkin sakit ataupun kesal karena langkahnya belum begitu seimbang. Jatuh, jatuh dan jatuh lagi… Namun tunggulah beberapa saat lagi ketika ia mampu tersenyum ketika berjalan, tertawa riang ketika berlari. Lariii!!! Larii!! Dan larii. Bahkan tiap tempat ia kunjungi dengan lariii. Dan ia telah berhasil. Jika memang sifat alamiah air mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah, maka itu tak berlaku untuk perjalanan pencapaian mimpi kita.

Detik yang Berkualitas



Kita semua punya detik-detik berharga dalam hidup kita. Kita semua memilikinya. Namun yang sering terjadi nyatanya kita kadang terlena, terlupa, kurang terjaga bahwasanya detik yang baru saja kita lewati merupakan detik berharga. Detik berharga dalam hidup-hidup kita.
Mungkin karena kita lena tentangnya maka pada suatu waktu nanti kita akan teringat juga, teringat tentang beberapa keputusan yang kita buat di masa yang lampau. Tentang detik-detik keputusan itu.