Laman

Selasa, 03 April 2012

Antara Dunia Shinobi dan Mentoring



Dalam dunia shinobi, di setiap desa pada tahun ajaran yang berbeda, dilaksanakan pembagian kelompok yang terdiri dari tiga orang anggota dengan tingkat level genin dan satu orang ketua sekaligus guru dengan tingkat level jonin. Setiap anggota berasal dari klan yang berbeda, termasuk di dalamnya klan uchiha, nara, uzumaki, hatake, dll. Dalam dunia permentoringan, setiap memasuki jenjang pendidikan baru, akan dilakukan pembagian kelompok yang terdiri dari sepuluh orang menti (yang  berasal dari daerah dan karakter yang berbeda) dan satu orang pementor.
Dalam dunia shinobi, ketua kelompok sekaligus guru bertanggung jawab atas perkembangan ketiga anggotanya, baik perkembangan taijutsunya, ninjutsunya ataupun jutsu-jutsu lain yang menunjang anggotanya untuk menjadi ninja hebat. Untuk itu, ketua kelompok perlu tahu terlebih dahulu elemen dasar yang dikuasai anggotanya atau kemampuan yang menonjol anggotanya. Dalam dunia permentoringan, pementor bertanggung jawab atas perkembangan mentinya, baik ruhiyah, jasadiyah maupun fikriyahnya, serta sisi-sisi lain yang menunjang dirinya untuk menjadi ikhwan tangguh nan tak rapuh. Selain itu, pementor perlu tahu juga karakter maupun kelebihan yang menonjol mentinya, agar memudahkan pementor jika sewaktu-waktu data-data tersebut diperlukan.

Ternyata Minyak Bumi Bukan Berasal dari Fosil



Kebijakan pemerintah soal bahan bakar minyak (BBM) selalu saja ditunggu dengan harap-harap cemas, begitupun penetapan kuota produksi negara-negara penghasil minyak (OPEC), yang berdampak pada fluktuasi harga BBM di pasar internasional selalu diamati dengan penuh kekhawatiran.
Pesimistis dalam dunia perminyakan secara tidak sadar memang telah dibangun dari awalnya. Kita semua percaya bahwa minyak bumi adalah bahan bakar fosil, hampir setiap hari “fakta” ini disebut dalam berbagai media massa. Lalu siapa sebenarnya yang pertama mengajukan teori (tepatnya hipotesis) yang kadung dipercaya semua orang ini? Adalah Mikhailo V. Lomonosov, seorang cendekiawan besar Rusia, yang pada 1757 mengajukan sebuah hipotesis bahwa minyak bumi berasal dari sisa-sisa makhluk hidup.
Berdasarkan hipotesis ini, berarti minyak mentah akan terbentuk sangat lambat, karena berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang telah mati, melewati jutaan tahun terkubur di bawah batuan,  mengalami  tekanan dan suhu yang luar biasa, lalu mengubahnya menjadi minyak mentah.

Mengelola Rasa Cinta “Ilegal”



Sebenarnya tak salah kita memiliki rasa cinta. Karena kita manusia yang dibekali dengan rasa ini. Mungkin ada yang bertanya, bisa gak ya aktivis dakwah jatuh cinta? Hah… pertanyaan yang sangat mendiskreditkan aktivis dakwah. Bukankah mereka manusia biasa, sama seperti manusia lainnya. Bukankah mereka juga manusia normal yang hanya berusaha jalani kehidupan dengan aturan-aturan syariatNya. Sekali lagi mereka hanya manusia biasa yang juga memiliki rasa cinta.
Namun rasa cinta seorang aktivitas dakwah hendaknya hanya dimekarkan semekar-mekarnya saat telah dibingkai dengan ikatan suci (pernikahan). Karena nikah dalam Islam adalah ibadah maka wajar dalam perjalanannya pasti melewati rintangan godaan syaitan laknatullah. Mereka tak ikhlas jika manusia menikahnya mulus-mulus saja tanpa disertai kemaksiatan. Maka mereka mekarkan rasa cinta yang menggelayuti hati manusia dengan fatamorgana keindahan. Mereka goda dua insan yang memiliki rasa itu untuk menikmatinya dalam kesendirian. Sungguh wajar akhirnya banyak kita temui orang-orang yang sebelum memasuki jenjang pernikahan melewatinya dengan pacaran yang berlangsung lama bahkan ada yang kebablasan berzina lantaran ketidakmampuan menahan gejolak nafsu syahwat yang semakin membara. Tidak sedikit kita dengar pernikahan mereka yang dibumbui dengan kemaksiatan pada awal perjalanannya berakhir tragis di tengah jalan atau bahkan saat memulai perjalanan itu dalam bingkai pernikahan.

Malulah Kita pada Mereka



Seorang lelaki mulia, yang fisiknya Allah takdirkan tak sempurna, tapi karenanya Rasul yang mulia pernah ditegur Allah dalam Surat ‘Abasa. Seorang lelaki luar biasa yang ditugasi menggantikan Rasulullah mengimami Shalat ketika Rasul sedang berangkat ke medan perang. Dialah Abdullah bin Ummi Maktum.
Kisah ini terjadi di masa pemerintahan Umar bin Khattab,  seruan berjihad dikumandangkan Khalifah. Khalifah menginginkan semua persiapan perang semaksimalnya. “Jangan ada seorang jua pun yang ketinggalan dari orang orang bersenjata, orang yang mempunyai kuda, atau yang berani, atau yang berpikiran tajam, melainkan hadapkan semuanya kepada saya, sesegera mungkin!”, begitu komando khalifah.

Jangan Malu Hidup Sederhana



Kemarin, secara tak sengaja saya menonton acara “Mamah Dedeh on the street” dan dengan tema yang cukup menarik perhatian saya yaitu Jangan malu hidup sederhana. Mungkin terdengar tak bermakna apa-apa atau bahkan hanya menjadi lalu lalang bagi yang tak memperhatikannya. Tapi sesungguhnya makna kalimat tersebut sangatlah dalam.
Kalimat itu mengingatkan saya akan kesederhanaan yang teramat sangat yang di alami oleh Junjungan kita Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalaam.
Dalam suatu kisah Rasulullah :
Suatu hari ‘Umar bin Khaththab RA menemui Nabi saw. di kamar beliau, lalu ‘Umar mendapati beliau tengah berbaring di atas sebuah tikar usang yang pinggirnya telah digerogoti oleh kemiskinan (lapuk).