Laman

Jumat, 04 November 2011

7 Ciri Sok Tau


'Sok tahu' pada dasarnya adalah "merasa sudah cukup berpengetahuan" padahal sebenarnya kurang tahu. Masalahnya, orang yang sok tahu biasanya tidak menyadarinya. Lantas, bagaimana kita tahu bahwa kita 'sok tahu'? Mari kita mengambil hikmah dari Al-Qur'an. Ada beberapa ciri 'sok tahu' yang bisa kita dapatkan bila kita menggunakan perspektif surat al-'Alaq.

Keutamaan Ilmu dalam ISLAM

Islam adalah agama yang sempurna , semua aspek kehidupan baik di dunia maupun di akhirat ada di dalamnya dan diatur sedemikian rupa demi kebaikan umat manusia. Islam tidak hanya berisi ajaran spiritual saja melainkan juga berisi ajaran mengenai aspek material sehingga Islam selalu seimbang dalam berbagai bidang kehidupan.

Islam sangat memperhatikan ilmu, hal ini dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya Q.S Al-Mujadalah:11, Q.S Az-Zumar : 9, Q.S Al-Fathir : 19-22, 28, dan lainnya. Dalam Al-Qur’an kata ilmu disebut sebanyak 88 kali sedangkan kata-kata yang dibentuk dari kata ilmu terdapat ratusan kali. Bahkan Allah SWT dalam firman-Nya Q.S Al-Mujadilah : 11 akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kita dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Ilmu juga merupakan salah satu dari 3 amalan yang tidak terputus ketika manusia telah meninggal, merupakan penuntun amal (Q.S Muhammad : 19), juga memberi petunjuk kepada iman (Q.S Ar-Rum : 36). Rasulullah pun lebih menyukai kelebihan ilmu dibanding kelebihan ibadah.

Ar Razi,Penemu Jahit Luka

Ketokohan ilmuwan Islam yang bernama lengkap Muhammad bin Zakaria ini memang sukar ditandingi dalam dunia pengobatan. Ia yang lebih populer dipanggil Al-Razi ini adalah orang pertama membuat jahitan pada perut dengan benang dibuat dari serat. Dia juga orang pertama yang berhasil membedakan antara penyakit cacar dengan campak.

Sejarah mencatat, Al-Razi dilahirkan di Ray, Parsi (Iran) pada tahun 240 Hijriah/854 Masehi. Tak lain, dia adalah guru dari ilmuwan di bidang kedokteran yang sangat terkenal, Ibnu Sina.
Ketika masih kecil, perhatiannya sudah begitu besar dalam bidang ilmu pengetahuan, khususnya bidang kedokteran. Al-Razi pun belajar dengan tekun setiap waktu dan kegigihannya tersebut kemudian diganjar prestasi mengagumkan pada setiap tingkatan sekolah yang dilaluinya.

Al-Ya'qubi Pengembaraan Sang Ahli Geografi

Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan pernah dirasakan umat Islam berabad-abad lampau. Ketika itu, banyak ilmuwan dan cendekiawan Muslim mengharu biru jagad keilmuan dunia yang hingga kini pun karya-karya mereka masih menjadi bahan rujukan.
Dalam kaitan ini, seorang Muslim bernama al-Ya'qubi terkenal sebagai ahli di bidang ilmu geografi. Sejarah mencatat, dia hidup di Baghdad pada masa pemerintahan khalifah Abbasiyah, al-Mu'tamid (257 H/870 M - 279 H/892 M). Selain pakar pada bidang geografi, al-Ya'qubi juga dikenal sebagai seorang sejarawan dan pengembara.