Laman

Sabtu, 12 November 2011

Teknologi Capung Untuk Penerbangan

Bismillah, postingan pertama saya di blog ini 

helicopter
Manusia telah mencoba berbagai macam cara untuk dapat terbang. Sejak pesawat terbang pertama dibuat kira-kira seratus tahun yang lalu, ribuan model pesawat udara yang berbeda telah dirancang. Ilmuwan yang tak terhitung jumlahnya telah mencoba membuat mesin terbang yang lebih baik sampai akhirnya mereka mampu membuat mesin terbang terkini dengan disainnya yang mengagumkan.

Menjaga Pandangan

Satu hal yang hendaknya dicamkan benar-benar oleh setiap hamba Allah adalah bahwa Allah Azza wa Jalla itu ghafururrahiim. Dia adalah satu-satunya Zat yang mempunyai samudera ampunan dan kasih sayang yang Mahaluas. Tak ada dosa sebesar apapun yang tidak tenggelam dalam samudera ampunan dan rahmat kasih sayang-Nya, sejauh tidak menyekutukan-Nya.

Pantaslah Syaikh Ibnu Athoillah di dalam kitabnya yang terkenal, Al Hikam, menasehatkan, "Jika terlanjur berbuat dosa maka janganlah hal itu sampai menyebabkan patah hatimu untuk mendapatkan istiqamah kepada Tuhanmu. Sebab, kemungkinan yang demikian itu sebagai dosa terakhir yang telah ditaqdirkan bagimu."

Menikmati proses


Sebenarnya yang harus kita nikmati dalam hidup ini adalah proses. Mengapa? Karena yang bernilai dalam hidup ini ternyata adalah proses dan bukan hasil. Kalau hasil itu ALLOH yang menetapkan, tapi bagi kita punya kewajiban untuk menikmati dua perkara yang dalam aktivitas sehari-hari harus kita jaga, yaitu selalu menjaga setiap niat dari apapun yang kita lakukan dan selalu berusaha menyempurnakan ikhtiar yang dilakukan, selebihnya terserah ALLOH SWT. 

Seperti para mujahidin yang berjuang membela bangsa dan agamanya, sebetulnya bukan kemenangan yang terpenting bagi mereka, karena menang-kalah itu akan selalu dipergilirkan kepada siapapun. Tapi yang paling penting baginya adalah bagaimana selama berjuang itu niatnya benar karena ALLOH dan selama berjuang itu akhlaknya juga tetap terjaga. Tidak akan rugi orang yang mampu seperti ini, sebab ketika dapat mengalahkan lawan berarti dapat pahala, kalaupun terbunuh berarti bisa jadi syuhada. 

Solusi

Ada pepatah yang mengatakan bahwa "Barangsiapa yang menyelesaikan suatu urusan, maka dia yang akan mengaturnya". Setelah direnungkan, ternyata benar adanya walaupun tak seratus persen kebenarannya.

Tahun 1945, diakhir Perang Dunia ke-2 Jepang di bom atom oleh Sekutu, setelah sebelumnya hampir tige setengah tahun menjajah negeri kita, dan di tahun yang sama negara kita menyatakan diri sebagai negara merdeka. Kini, telah 66 tahun berlalu, kita saksikan para remaja kita sudah biasa mengendarai mobil dan wara-wiri menggenggam handphone. Bedanya, bangsa kita baru dalam tahap memakai sedangkan orang Jepang sudah menjadi ahli dalam membuat handphone atau mobil serta menguasai dunia dengan produk-produknya. Sungguh mengherankan. Waktunya sama, dan bahkan sumber daya alam kita jauh lebih melimpah. Semua ini patut kita renungkan dalam-dalam, terutama kita sebagai umat Islam yang merupakan mayoritas di negeri ini.