Pada suatu ketika, Khalifah Harun Al Rasyid ditimpa
kegelisahan. Sang khalifah pun minta diantar oleh Fadhal bin Rabi' mendatangi
rumah ulama, untuk meminta siraman rohani. Fadhal mengantar khalifah ke rumah
Fudhail bin Ayyadh yang terkenal zahid. Belum lagi Harun mengutarakan maksud
kedatangannya, Fudhail telah berkata,
''Sadarkah Anda, hai Amirul Mukminin, bagaimana orang
memuji, mengangkat, dan meninggikan Anda? Tetapi bila kelak di hadapan Allah
Anda ditanyai tentang sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan, hanya Anda yang
menanggung jawabnya. Orang yang paling cinta kepada Anda di dunia ini adalah
orang yang lebih dahulu lari dan tak bisa membela Anda.''
''Ingatlah wahai, Amirul Mukminin!'' lanjut Fudhail, ''Suatu
kejadian yang belum lama terjadi, ketika Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz
diangkat jadi khalifah. Dia memanggil Salim bin Abdullah, Muhammad bin Ka'ab,
dan Raja bin Haiwah. Ia berkata pada mereka, 'Sekarang saya telah ditimpa
musibah, yaitu memangku jabatan sebagai khalifah. Itulah sebabnya kalian saya
panggil, saya hendak minta saran dan nasihat kalian'.''
''Ketika itu, wahai Amirul Mukminin,'' sambung Fudhail,
''Salim bin Abdullah memberi saran pada Umar, 'Jika Anda hendak lepas dari azab
Allah, berpuasalah di dunia, dan berbukalah ketika Anda mati'.''
''Muhammad bin Ka'ab menasihatkan, 'Jika Anda hendak lepas
dari azab Allah Ta'ala, pandanglah kaum Muslimin yang lebih tua dari Anda
sebagai ayah, pada yang sama umurnya dengan Anda sebagai saudara, dan pada yang
lebih muda sebagai anak. Hormatilah ayahmu, sayangilah saudaramu, dan kasihilah
anak-anakmu'.''
''Sedangkan Raja bin Haiwah memberi saran, 'Jika Anda hendak
lepas dari azab Allah Ta'ala, kasihilah kaum Muslimin sebagai Anda mengasihi
dirimu sendiri. Jauhilah segala macam perkara yang dibenci rakyatmu. Bila semua
itu telah Anda jalankan, matilah bila Anda suka. Saya sampaikan nasihat ini,
sedangkan hati saya sendiri sangat takut mikirkan bagaimana besarnya perkara
yang Anda hadapi'.''
Mendengar nasihat ini, Harun menangis tersedu-sedu, tubuhnya
lemas lunglai, bahkan ia hampir pingsan. Melihat keadaan ini, Fadhal berkata,
''Hai Fudhail, kasihanilah Amirul Mukminin, jangan terlalu banyak memberi
nasihat yang mendukakan hatinya.''
''Oh tidak, tidak Fadhal,'' sela khalifah. ''Justru nasihat
seperti ini yang dapat menghapus kegelisahan hatiku.''
Dunia kemudian menyaksikan Harun termasuk khalifah terbaik
dalam sejarah Islam.
Oleh Nurita