Laman

Rabu, 14 Desember 2011

Raja dan Ulama




Khalifah Harun ar-Rasyid, suatu hari berkunjung ke kota kecil Ar-Riqah, ratusan kilometer dari Baghdad. Kebetulan pada hari itu juga, ke kota Ar-Riqah datang Abdullah Ibn Al-Mubarak, seorang ulama yang terkenal sangat zuhud dan wara', serta berani melaksanakan amar ma'ruf nahyi munkar, tidak hanya kepada rakyat kebanyakan tetapi juga kepada para penguasa. 

Penduduk kota Ar-Riqah berbondong-bondong menyambut Abdullah Ibn Al-Mubarak. Mereka beramai-ramai meminta nasehat dan fatwa agama. Akibatnya kawasan istana tempat Harun Ar-Rasyid menginap menjadi sunyi sepi. Maka khalifah bertanya kepada seorang pengawalnya.

"Ke mana orang-orang Ar-Riqah pergi?"

"Mereka berkumpul di Masjid Jami," jawab pengawal.

"Ada apa di sana?"

"Seorang alim dari Khurasan, yaitu Abdullah Ibn Al-Mubarak sedang memberikan siraman rohani."

Merasa penasaran, Harun Ar-Rasyid segera pergi ke Masjid Jami. Ia melihat sendiri betapa orang-orang berdesakan namun tertib, di hadapan seorang tua berwajah teduh dan mulia yang dari mulutnya keluar untaian mutiara hikmah.

Harun Ar-Rasyid tunduk tafakur, sambil bergumam, "Demi Allah orang itulah sebetulnya raja sejati. Rakyat mendatangi mereka secara ikhlas. Tidak seperti kepada Harun; mereka datang karena mengharapkan suatu keuntungan materil."


sumber : pesantrenonline.com