Dua orang bersaudara bekerja bersama menggarap ladang milik keluarga mereka.
Yang seorang, si kakak, telah menikah, dan memiliki keluarga yang cukup besar.
Si adik masih lajang, dan berencana tidak menikah. Ketika musim panen tiba,
mereka selalu membagi hasil sama rata. Selalu begitu.
Pada suatu hari, si
adik yang masih lajang itu berpikir, "Tidak adil jika kami membagi rata semua
hasil yang kami peroleh. Aku masih lajang dan kebutuhanku hanya sedikit." Maka,
demi si kakak, setiap malam, dia akan mengambil sekarung padi miliknya, dan
dengan diam-diam, meletakkan karung itu di lumbung milik kakaknya. Sekarung itu
ia anggap cukuplah untuk mengurangi beban si kakak dan
keluarganya.
Sementara itu, si kakak yang telah menikah pun merasa
gelisah akan nasib adiknya. Ia berpikir, "Tidak adil jika kami selalu membagi
rata semua hasil yang kami peroleh. Aku punya istri dan anak-anak yang akan
mampu merawatku kelak ketika tua. Sedangkan adikku, tak punya siapa-siapa, tak
akan ada yang peduli jika nanti dia tua dan miskin. Ia berhak mendapatkan hasil
lebih daripada aku."
Karena itu, setiap malam, secara diam-diam, ia pun
mengambil sekarung padi dari lumbungnya, dan memasukkan ke lumbung mulik adik
satu-satunya itu. Ia berharap, satu karung itu dapatlah mengurangi beban
adiknya, kelak.
Begitulah, selama bertahun-tahun kedua bersaudara itu
saling menyimpan rahasia. Sementara padi di lumbung keduanya tak pernah berubah
jumlah. Sampai..., suatu malam, keduanya bertemu, ketika sedang memindahkan satu
karung ke maring-masing lumbung saudaranya. Di saat itulah mereka sadar, dan
saling menangis, berpelukan. Mereka tahu, dalam diam, ada cinta yang sangat
dalam yang selama ini menjaga persaudaraan mereka. Ada harta, yang justru
menjadi perekat cinta, bukan perusak. Demikianlah jika bersaudara.
myquran.com