Hati merupakan bagian terpenting
dalam tubuh manusia. Hati ini tidak akan terlepas dari tanggung jawab yang
dilakukannya kelak di akhirat, sebagaimana firman Allah: "Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungan
jawabnya." (Al-Isra: 36).
Dalam tubuh manusia kedudukan hati
dengan anggota yang lainnya adalah ibarat seorang raja dengan seluruh bala
tentara dan rakyatnya, yang semuanya tunduk di bawah kekuasaan dan perintahnya,
dan bekerja sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
"Ketahuilah bahwa dalam jasad ini
ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka akan menjadi baik
semuanya, dan apabila segumpal daging itu jelek, maka akan jeleklah semuanya,
ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati." (HR. Al-Bukhari dan
Muslim).
1. Hati yang sehat
Yaitu hati yang terbebas dari
berbagai penyakit hati. Firman Allah: "(Yaitu) di hari yang harta dan
anak-anak tidak akan bermanfaat kecuali siapa yang datang mengharap Allah dengan
membawa hati yang selamat." (Asy-Syura: 88-89).
Ayat ini sangatlah mengesankan, di
sela-sela harta benda yang diburu dan dikejar-kejar orang, dan anak-anak
laki-laki yang sukses dengan materinya dan sangat dibanggakan, ternyata itu
semua tidak akan memberi manfaat kecuali siapa yang datang menghadap Allah
dengan hati yang selamat.
Yaitu selamat dari semua nafsu
syahwat yang bertentangan dengan perintah Allah dan laranganNya, dan dari semua
syubhat yang memalingkan dari kebenaran, selamat dari peribadatan dan
penghambaan diri kepada selain Allah, selamat dari berhukum dengan hukum yang
tidak diajarkan oleh Allah dan RasulNya, dan mengikhlaskan seluruh peribadatannya hanya karena Allah, iradahnya, kecintaannya, tawakkalnya,
taubatnya, ibadah dalam bentuk sembelihannya, takutnya, raja'nya, diikhlaskannya
semua amal hanya kepada Allah.
Apabila ia mencintai maka cintanya
karena Allah, apabila ia membenci maka bencinya karena Allah, apabila ia
memberi maka memberinya karena Allah, apabila menolak maka menolaknya karena
Allah.
Dan tidak hanya cukup dengan ini, sampai ia berlepas diri dari semua
bentuk keterikatan dan berhukum yang menyelisihi contoh dari Rasulullah. Maka
hatinya sangat tertarik dengan ikatan yang kuat atas dasar mengikuti jejak
langkah Rasulullah semata, dan tidak mendahulukan yang lainnya baik ucapan
maupun perbuatannya.
Firman Allah: "Hai orang-orang
yang beriman janganlah kamu mendahului Allah dan RasulNya, bertakwalah kepada
Allah sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Al-Hujurat:
1).
2. Hati yang mati
Yaitu kebalikan dari hati yang sehat,
hati yang tidak mengenal dengan Rabbnya, tidak melakukan ibadah sesuai dengan
apa yang perintahkanNya, dicintaiNya dan diridhaiNya. Bahkan selalu
memperturutkan nafsu dan syahwatnya serta kenikmatan dan hingar bingarnya dunia,
walaupun ia tahu bahwa itu amatlah dimurkai oleh Allah dan dibenciNya.
Ia tidak pernah peduli tatkala
memuaskan diri dengan nafsu syahwatnya itu diridhaiNya atau dimurkaiNya, dan ia
menghambakan diri dalam segala bentuk kepada selain Allah.
Apabila ia mencintai maka cintanya
karena nafsunya, apabila ia membenci maka bencinya karena nafsunya, apabila ia
memberi maka itu karena nafsunya, apabila ia menolak maka tolakannya atas dasar
nafsunya, maka nafsunya sangat berperan dalam dirinya, dan lebih ia cintai
daripada ridha Allah.
Orang yang demikian menjadikan hawa
nafsu sebagai imamnya, syahwat sebagai komandannya, kebodohan menjadi sopirnya,
dan kelalaian sebagai tunggangan dan kendaraannya. Pikirannya hanya untuk
mendapatkan dunia yang menipu ini dan dibuat mabuk oleh nafsu untuk
mendapatkannya,ia tidak pernah meminta kepada Allah
kecuali dari tempat yang jauh. Tidak membutuhkan nasihat-nasihat dan selalu
mengikuti langkah-langkah syetan yang selalu merayu dan menggodanya.
Maka bergaul dengan orang seperti ini
akan mencelakakan kita, berkawan dengannya akan meracuni kita, dan duduk
dengannya akan membinasakan kita.
3. Hati Yang Sakit
Yaitu hati yang hidup tapi ada
penyakitnya, hati orang yang taat terhadap perintah-perintah Allah tetapi
kadangkala juga berbuat maksiat, dan kadang-kadang salah satu di antara keduanya
saling berusaha untuk mengalahkannya.
Hati jenis ini, mencintai Allah, iman
kepadaNya beribadah kepadaNya dengan ikhlas dan tawakkal kepadaNya, itu semua
selalu dilakukannya tetapi ia juga mencintai nafsu syahwat dan kadang-kadang
sangat berperan dalam hatinya serta berusaha untuk mendapatkannya.
Hasad, sombong (dalam beribadah
kepada Allah), ujub, dan terombang-ambing antara dua keinginan yaitu keinginan
terhadap kenikmatan kehidupan akhirat serta keinginan untuk mendapatkan
gemerlapnya dunia.Maka hati yang pertama hidup, tumbuh, khusyu' dan yang kedua
layu kemudian mati. Adapun yang ketiga dalam keadaan tidak menentu, apakah akan
hidup ataukah akan mati. Kemudian banyak sekali orang yang hatinya sakit dan
sakitnya bahkan semakin parah, tetapi tidak merasa kalau hatinya sakit, bahkan
sekalipun telah mati hatinya tetapi tidak tahu kalau hatinya telah mati.
|