Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. Ath Thalaaq, 65: 3)
Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha
Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang,
adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah
sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak
menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah. (QS. Al Mulk, 67: 3-4)
... Jika sebuah bentuk yang sesuai atau sangat seimbang didapatkan melalui unsur penerapan atau fungsi, maka kita dapat mencari fungsi Angka Emas padanya... Angka Emas bukanlah hasil dari imajinasi matematis, akan tetapi merupakan kaidah alam yang terkait dengan hukum keseimbangan. (1)
... Jika sebuah bentuk yang sesuai atau sangat seimbang didapatkan melalui unsur penerapan atau fungsi, maka kita dapat mencari fungsi Angka Emas padanya... Angka Emas bukanlah hasil dari imajinasi matematis, akan tetapi merupakan kaidah alam yang terkait dengan hukum keseimbangan. (1)
Apa yang sama-sama dimiliki oleh piramida di Mesir, lukisan Mona
Lisa karya Leonardo da Vinci, bunga matahari, bekicot, buah cemara dan
jari-jemari Anda?
Jawaban atas pertanyaan ini tersembunyi pada sebuah deret angka
yang ditemukan oleh matematikawan Italia, Fibonacci. Sifat angka-angka
ini, yang dikenal sebagai angka-angka Fibonacci, adalah bahwa
masing-masing angka dalam deret tersebut merupakan hasil penjumlahan
dari dua angka sebelumnya. (2)
L. Pisano Fibonacci |
Angka Fibonacci
0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, …
Angka Fibonacci memiliki satu sifat menarik. Jika Anda membagi satu angka dalam deret tersebut dengan angka sebelumnya, akan Anda dapatkan sebuah angka hasil pembagian yang besarnya sangat mendekati satu sama lain. Nyatanya, angka ini bernilai tetap setelah angka ke-13 dalam deret tersebut. Angka ini dikenal sebagai "golden ratio" atau "rasio emas".
233 / 144 = 1,618
377 / 233 = 1,618
610 / 377 = 1,618
987 / 610 = 1,618
1597 / 987 = 1,618
2584 / 1597 = 1,618
|
TUBUH MANUSIA DAN RASIO EMAS
Ketika melakukan penelitian atau memulai merancang produk, para
seniman, ilmuwan dan perancang mengambil tubuh manusia, yang
perbandingan ukurannya ditetapkan berdasarkan rasio emas, sebagai acuan
ukuran yang mereka gunakan. Leonardo da Vinci dan Le Corbusier
menggunakan tubuh manusia, yang ukurannya ditetapkan menurut rasio emas,
sebagai patokan ukuran ketika membuat rancangan karya mereka. Tubuh
manusia dijadikan pula sebagai patokan dalam the Neufert, salah satu buku rujukan terpenting arsitektur abad modern.
Leonardo da Vinci menggunakan rasio emas dalam merancang perbandingan ukuran tubuh manusia. |
RASIO EMAS PADA TUBUH MANUSIA
Hubungan kesesuaian "ideal" yang dikemukakan ada pada berbagai
bagian tubuh manusia rata-rata dan yang mendekati nilai rasio emas dapat
dijelaskan dalam sebuah bagan umum sebagaimana berikut: (3)
Nilai perbandingan M/m pada diagram berikut selalu setara dengan rasio emas. M/m = 1,618
Contoh pertama dari rasio emas pada tubuh manusia rata-rata adalah
jika antara pusar dan telapak kaki dianggap berjarak 1 unit, maka tinggi
seorang manusia setara dengan 1,618 unit. Beberapa rasio emas lain
pada tubuh manusia rata-rata adalah:
Jarak antara ujung jari dan siku / jarak antara pergelangan tangan dan siku,
Jarak antara garis bahu dan unjung atas kepala / panjang kepala,
Jarak antara pusar dan ujung atas kepala / jarak antara garis bahu dan ujung atas kepala,
Jarak antara pusar dan lutut / jarak antara lutut dan telapak kaki.
Jarak antara garis bahu dan unjung atas kepala / panjang kepala,
Jarak antara pusar dan ujung atas kepala / jarak antara garis bahu dan ujung atas kepala,
Jarak antara pusar dan lutut / jarak antara lutut dan telapak kaki.
Tangan Manusia
Angkatlah tangan Anda dari mouse komputer dan lihatlah bentuk jari telunjuk Anda. Dalam segala kemungkinan akan Anda saksikan rasio emas padanya.
Jari-jemari kita memiliki tiga ruas. Perbandingan ukuran panjang
dari dua ruas pertama terhadap ukuran panjang keseluruhan jari tersebut
menghasilkan angka rasio emas (kecuali ibu jari). Anda juga dapat
melihat bahwa perbandingan ukuran panjang jari tengah terhadap jari
kelingking merupakan rasio emas pula. (4)
Anda memiliki dua (2) tangan, dan jari-jemari yang ada padanya terdiri dari tiga (3) ruas. Terdapat lima (5) jari pada setiap tangan, dan hanya delapan (8) dari
keseluruhan sepuluh jari ini tersambung menurut rasio emas: 2, 3, 5,
dan 8 bersesuaian dengan angka-angka pada deret Fibonacci.
Rasio Emas pada Wajah Manusia
Terdapat beberapa rasio emas pada wajah manusia. Akan tetapi Anda
tidak dianjurkan mengambil penggaris dan berusaha mengukur wajah-wajah
orang, sebab hal ini merujuk pada "wajah manusia ideal" yang ditetapkan
oleh para ilmuwan dan seniman.
Misalnya, jumlah lebar dua gigi depan pada rahang atas dibagi
dengan tingginya menghasilkan rasio emas. Lebar gigi pertama dari tengah
dibandingkan gigi kedua juga menghasilkan rasio emas. Semua ini adalah
perbandingan ukuran ideal yang mungkin dipertimbangkan oleh seorang
dokter. Sejumlah rasio emas lain pada wajah manusia adalah:
Panjang wajah / lebar wajah,
Jarak antara bibir dan titik di mana kedua alis mata bertemu / panjang hidung,
Panjang wajah / jarak antara ujung rahang dan titik di mana kedua alis mata bertemu,
Panjang mulut / lebar hidung,
Lebar hidung / jarak antara kedua lubang hidung,
Jarak antara kedua pupil / jarak antara kedua alis mata.
Jarak antara bibir dan titik di mana kedua alis mata bertemu / panjang hidung,
Panjang wajah / jarak antara ujung rahang dan titik di mana kedua alis mata bertemu,
Panjang mulut / lebar hidung,
Lebar hidung / jarak antara kedua lubang hidung,
Jarak antara kedua pupil / jarak antara kedua alis mata.
Rasio Emas pada Paru-Paru
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan antara tahun 1985 dan 1987 (5),
fisikawan Amerika B. J. West dan Dr. A. L. Goldberger menemukan
keberadaan rasio emas pada struktur paru-paru. Salah satu ciri jaringan bronkia yang
menyusun paru-paru adalah susunannya yang asimetris. Misalnya, pipa
saluran udara yang bercabang membentuk dua bronkia utama, satu panjang
(bronkia kiri) dan yang kedua pendek (bronkia kanan). Percabangan
asimetris ini terus berlanjut ke percabangan-percabangan bronkia
selanjutnya. (6)
Telah dipastikan bahwa pada seluruh percabangan ini perbandingan antara
bronkia pendek terhadap bronkia panjang selalu bernilai 1/1,618.
PERSEGI PANJANG EMAS DAN RANCANGAN PADA SPIRAL
Sebuah persegi panjang yang perbandingan panjang sisi-sisinya sama
dengan rasio emas dikenal sebagai "persegi panjang emas." Sebuah persegi
panjang yang panjang dan lebarnya masing-masing berukuran 1,618 dan 1
satuan panjang adalah persegi panjang emas.
Mari kita letakkan sebuah bujur sangkar di sepanjang sisi lebar
dari persegi panjang ini dan menggambar seperempat lingkaran yang
menghubungkan dua sudut dari bujur sangkar ini. Kemudian, kita gambar
satu bujur sangkar lagi dan seperempat lingkaran pada sisi yang
selebihnya dan melakukan hal demikian pada seluruh persegi panjang yang
ada pada persegi panjang utama. Jika Anda melakukan hal ini, pada
akhirnya Anda akan mendapatkan sebuah spiral.
Pakar keindahan asal Inggris William Charlton menjelaskan bagaimana
orang-orang menyukai bentuk spiral dan telah menggunakannya selama
ribuan tahun. Ia menyatakan bahwa kita menyukai bentuk spiral karena
penglihatan kita dapat dengan mudah mengikuti bentuk tersebut. (7)
Spiral yang didasarkan pada rasio emas memiliki rancangan paling
tak tertandingi yang dapat Anda temukan di alam. Sejumlah contoh pertama
yang dapat kita berikan adalah susunan spiral pada bunga matahari dan
buah cemara. Ada lagi contoh yang merupakan penciptaan tanpa cela oleh
Allah Yang Mahakuasa dan bagaimana Dia menciptakan segala sesuatu dengan
ukuran: proses pertumbuhan banyak makhluk hidup berlangsung pula dalam
bentuk spiral logaritmik. Bentuk-bentuk lengkung spiral ini senantiasa
sama dan bentuk dasarnya tidak pernah berubah berapapun ukurannya. Tidak
ada bentuk mana pun dalam matematika yang memiliki sifat ini. (8)
Rancangan pada Kerang Laut
Rancangan tanpa cela pada cangkang nautilus memiliki bentuk yang mengikuti rumus rasio emas. |
Saat meneliti cangkang makhluk hidup yang digolongkan sebagai hewan
bertubuh lunak atau moluska, yang hidup di dasar laut, bentuk dan
struktur permukaan bagian dalam dan luar dari cangkangnya menarik
perhatian para ilmuwan:
Permukaan bagian dalamnya halus licin, sedangkan di bagian luarnya bergalur. Tubuh moluska berada di dalam cangkang, oleh karena itu permukaan bagian dalamnya haruslah halus licin. Garis pinggiran luar dari cangkang menambah kekokohan cangkang, sehingga meningkatkan kekuatannya. Bentuk-bentuk cangkang membuat orang kagum karena kesempurnaan dan sifat menguntungkan yang dihasilkan proses penciptaannya. Gagasan spiral pada cangkang terwujudkan dalam bentuk geometris sempurna, dalam bentuk rancangan yang sungguh elok dan "tajam". (9)
Cangkang-cangkang kebanyakan moluska tumbuh mengikuti bentuk spiral
logaritmik. Sungguh tidak ada keraguan bahwa hewan-hewan ini tidak
memahami perhitungan matematis paling sederhana sekalipun, apalagi
bentuk spiral logaritmik. Jadi bagaimana makhluk-makhluk tersebut dapat
mengetahui hal itu sebagai yang terbaik baginya untuk tumbuh? Bagaimana
binatang-binatang ini, yang oleh sejumlah ilmuwan digambarkan sebagai
makhluk "primitif," tahu bahwa spiral logaritmik adalah bentuk terbaik
bagi mereka? Mustahil pertumbuhan semacam ini terjadi tanpa adanya suatu
pengetahuan atau kecerdasan. Pengetahuan tersebut ada tapi bukan pada
moluska ataupun di alam itu sendiri, meskipun sejumlah ilmuwan
menyatakan hal demikian. Sama sekali tidaklah masuk akal untuk berusaha
menjelaskan hal tersebut sebagai suatu ketidaksengajaan. Rancangan ini
hanya dapat dihasilkan oleh suatu kecerdasan dan pengetahuan mahatinggi,
yang merupakan milik Allah Yang Mahakuasa, Pencipta segala sesuatu:
"Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) ?" (QS. Al An'aam, 6: 80)
Pertumbuhan mengikuti pola semacam ini digambarkan sebagai "gnomic growth"
(pertumbuhan gnomis) oleh ilmuwan biologi Sir D'Arcy Thompson, seorang
pakar dalam bidang tersebut, yang menyatakan bahwa mustahil membayangkan
adanya sistem lain yang lebih sederhana, selama pertumbuhan cangkang
kerang laut, daripada sistem yang didasarkan pada pelebaran dan
pemanjangan yang terbentuk mengikuti perbandingan yang sama dan tidak
berubah. Ia menjelaskan, cangkang tersebut terus-menerus tumbuh, akan
tetapi bentuknya tetap sama. (10)
Seseorang dapat menyaksikan salah satu contoh paling bagus dari
pertumbuhan semacam ini pada seekor nautilus, yang garis tengahnya hanya
beberapa sentimeter. C. Morrison menjelaskan proses pertumbuhan ini,
yang sangat sulit untuk dirancang sekalipun dibantu dengan kecerdasan
manusia, dengan menyatakan bahwa di sepanjang cangkang nautilus, spiral
yang ada di bagian dalam memanjang dan tersusun atas sejumlah bilik yang
disekat oleh dinding-dinding yang terbuat dari karang mutiara. Ketika
hewan ini tumbuh, ia membentuk satu bilik lagi di mulut cangkang spiral
yang berukuran lebih besar daripada bilik sebelumnya, dan bergerak maju
memasuki tempat yang lebih besar ini dengan menutup pintu di belakangnya
menggunakan selembar sekat karang mutiara. (11)
Nama ilmiah dari sejumlah hewan laut lain yang memiliki spiral
logaritmik dengan rasio pertumbuhan yang berbeda-beda pada cangkang
mereka adalah:
Haliotis parvus, Dolium perdix, Murex, Fusus antiquus, Scalari pretiosa, Solarium trochleare.
Ammonite, binatang laut punah yang kini ditemukan hanya
dalam bentuk fosil, juga memiliki cangkang yang tumbuh mengikuti bentuk
spiral logaritmik.
Pertumbuhan mengikuti bentuk spiral pada dunia hewan tidak terbatas
pada cangkang-cangkang moluska. Binatang-binatang seperti antelop,
kambing dan biri-biri menyelesaikan perkembangan tanduk mereka dalam
bentuk spiral yang berdasarkan rasio emas. (12)
Rasio Emas pada Organ Pendengaran dan Keseimbangan.
Koklea pada telinga bagian dalam manusia berperan menghantarkan
getaran suara. Struktur bertulang ini, yang berisi cairan, memiliki
bentuk spiral logaritmik dengan sudut tetap =73°43´ yang memiliki rasio
emas.
Gading dan Gigi yang Tumbuh Mengikuti Bentuk Spiral
Contoh-contoh lengkungan yang berdasarkan pada spiral logaritmik dapat disaksikan pada gading gajah dan mammoth (sebangsa gajah purba yang besar dan berambut) yang kini telah punah, cakar singa, dan paruh burung beo. Laba-laba eperia
senantiasa merajut jaringnya dengan bentuk spiral logaritmik. Di
kalangan mikroorganisme yang dikenal sebagai plankton, tubuh hewan globigerinae, planorbis, vortex, terebra, turitellae dan trochida semuanya membentuk spiral.
RASIO EMAS DALAM DUNIA MIKRO
Bentuk-bentuk geometris tidaklah terbatas pada segitiga, bujur
sangkar, segilima atau segienam. Bentuk-bentuk ini juga dapat saling
bertemu dalam aneka cara dan menghasilkan bentuk geometris tiga dimensi
yang baru. Kubus dan piramida adalah contoh pertama yang dapat
dikemukakan. Namun, ada pula selain itu bentuk-bentuk tiga dimensi
seperti tetrahedron (dengan empat sisi yang seragam), oktahedron,
dodekahedron dan ikosahedron, yang mungkin tak pernah kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari kita dan yang namanya bahkan mungkin belum pernah
kita dengar. Dodekahedron tersusun atas 12 sisi berbentuk segilima, dan
ikosahedron terdiri dari 20 buah sisi segitiga. Para ilmuwan telah
menemukan bahwa bentuk-bentuk ini secara matematis seluruhnya dapat
berubah bentuk dari satu ke yang lain, dan perubahan ini terjadi dengan
rasio yang terkait dengan rasio emas.
Bentuk-bentuk tiga dimensi yang memiliki rasio emas sangatlah umum
pada mikroorganisme. Banyak virus berbentuk ikosahedron. Di antara yang
terkenal adalah virus Adeno. Cangkang protein dari virus Adeno tersusun
atas 252 subunit protein, yang kesemuanya tersusun secara seragam.
Sebanyak 12 subunit protein yang terletak pada sudut-sudut ikosahedron
tersebut membentuk prisma pentagonal. Bentuk menyerupai batang menonjol
keluar dari sudut-sudut ini.
Yang pertama menemukan bahwa virus-virus ada dalam bentuk-bentuk
yang memiliki rasio emas adalah Aaron Klug dan Donald Caspar dari Birkbeck College
di London pada tahun 1950-an. Virus pertama yang mereka pastikan
memiliki rasio emas adalah virus polio. Virus Rhino 14 memiliki bentuk
yang sama seperti virus polio.
Mengapa virus-virus memiliki bentuk-bentuk yang didasarkan pada
rasio emas, yakni bentuk-bentuk yang sulit untuk kita bayangkan dalam
benak kita sekalipun? A. Klug, yang menemukan bentuk-bentuk ini,
memaparkan:
Rekan saya Donald Caspar dan saya menunjukkan bahwa rancangan pada virus-virus ini dapat dijelaskan melalui keumuman bentuk simetri ikosahedral yang memungkinkan satuan-satuan pembangunnya yang seragam untuk dipasangkan satu sama lain dalam susunan yang kurang lebih sama, dengan sedikit kelenturan di dalamnya. Kami mengumpulkan seluruh rancangan yang mungkin, yang memiliki kemiripan dengan kubah-kubah geodesik yang dirancang oleh sang arsitek R.Buckminster Fuller. Akan tetapi, kubah-kubah Fuller harus dirakit dengan mengikuti rumus-rumus yang lumayan rumit, sedangkan rancangan pada cangkang virus memungkinkannya terbentuk secara mandiri. (14)
Penjelasan Klug sekali lagi menyingkap sebuah kebenaran nyata.
Terdapat perencanaan teramat teliti dan perancangan cerdas pada virus
sekalipun, wujud yang dianggap para ilmuwan sebagai "salah satu makhluk
hidup paling sederhana dan paling kecil." (15)
Rancangan ini sangat jauh lebih sempurna dan unggul dibandingkan karya
Buckminster Fuller, salah satu arsitek terkemuka di dunia.
Dodekahedron dan ikosahedron juga tampak pada rangka silika dari
radiolaria, organisme laut bersel satu. Bentuk dan ukuran yang
didasarkan pada dua bentuk geometris ini, seperti dodekahedron sama-sisi
dengan bagian menyerupai kaki yang menonjol keluar dari masing-masing
sudutnya, serta aneka bentuk pada permukaannya memunculkan bentuk-bentuk
badan radiolaria dengan keindahan yang beragam. (16) Sebagai contoh dari kelompok organisme ini, yang berukuran kurang dari satu milimeter, dapat kita kemukakan Circigonia icosahedra yang berbentuk ikosahedron dan Circorhegma dodecahedra dengan rangka dodekahedron. (17)
Rasio Emas pada DNA
Molekul yang mengandung informasi tentang seluruh sifat-sifat fisik
makhluk hidup juga telah diciptakan dalam bentuk yang didasarkan pada
rasio emas. Molekul DNA, cetak biru kehidupan, didasarkan pada rasio
emas. DNA tersusun atas dua rantai heliks tegaklurus yang saling
berjalinan. Panjang lengkungan pada setiap rantai heliks ini adalah 34
angstroms dan lebarnya 21 angstroms. (1 angstrom adalah seperseratus
juta sentimeter.) 21 dan 34 adalah dua angka Fibonacci yang berurutan.
RASIO EMAS PADA KRISTAL SALJU
Rasio emas juga mewujud pada struktur kristal. Kebanyakan struktur
ini teramat kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Akan tetapi
Anda dapat menyaksikan rasio emas pada serpihan salju. Ragam bentuk
panjang dan pendek yang beraneka yang membangun bentuk serpihan salju,
semuanya menghasilkan rasio emas. (18)
RASIO EMAS DI RUANG ANGKASA
Di jagat raya terdapat banyak galaksi-galaksi berbentuk pilin (spiral) yang memiliki rasio emas pada strukturnya.
Rasio Emas dalam Fisika
Anda menjumpai deret dan rasio emas di bidang-bidang yang termasuk
dalam ruang lingkup fisika. Ketika suatu sumber cahaya ditempatkan di
atas dua lapisan kaca yang saling bertumpukan, sebagian dari cahaya itu
menembusnya, sebagian lagi diserap, dan sisanya dipantulkan. Apa yang
terjadi adalah "pemantulan berulang-ulang." Jumlah garis yang dilalui
berkas cahaya di dalam kaca sebelum akhirnya keluar kembali bergantung
pada jumlah pemantulan yang dialaminya. Pada akhirnya, ketika kita
menghitung jumlah berkas cahaya yang akhirnya keluar kembali, kita
dapati bahwa jumlah ini bersesuaian dengan angka-angka Fibonacci.
Fakta bahwa banyak sekali struktur benda hidup dan tak hidup yang
saling tak terkait di alam namun memiliki bentuk yang mengikuti satu
rumus matematis tertentu merupakan salah satu bukti paling nyata bahwa
semua ini telah dirancang secara khusus. Rasio emas adalah rumus
keindahan yang sangat dikenal dan diterapkan oleh para seniman.
Karya-karya seni yang didasarkan pada rasio itu menampilkan kesempurnaan
keindahan. Tumbuhan, galaksi, mikroorganisme, kristal dan makhluk hidup
yang dirancang menurut acuan yang ditiru oleh para seniman ini semuanya
adalah contoh daya cipta mahahebat dari Allah. Allah menyatakan dalam
Al Qur'an bahwa Dia telah menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.
Beberapa ayat ini berbunyi:
… Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. At Thalaaq, 65: 3)
… Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya. (QS. Ar Ra'd, 13: 8)
1- Mehmet Suat
Bergil, Doðada/Bilimde/Sanatta, Altýn Oran (The Golden Ratio in
Nature/Science/Art), Arkeoloji ve Sanat Yayinlari, 2nd Edition, 1993, h.
155.
2- Guy Murchie, The Seven Mysteries of Life, First Mariner Boks, New York, h. 58-59.
3- J. Cumming, Nucleus: Architecture and Building Construction, Longman, 1985.
4- Mehmet Suat Bergil, Doðada/Bilimde/Sanatta, Altýn Oran (The Golden Ratio in Nature/Science/Art), Arkeoloji ve Sanat Yayinlari, 2nd Edition, 1993, h. 87.
5- A. L. Goldberger, et al., "Bronchial Asymmetry and Fibonacci Scaling." Experientia, 41 : 1537, 1985.
6- E. R. Weibel, Morphometry of the Human Lung, Academic Press, 1963.
7- William Charlton, Aesthetics: An Introduction, Hutchinson University Library, London, 1970.
8- Mehmet Suat Bergil, Doðada/Bilimde/Sanatta, Altýn Oran (The Golden Ratio in Nature/Science/Art), Arkeoloji ve Sanat Yayinlari, 2nd Edition, 1993, h. 77.
9- "The 'Golden' spirals and 'pentagonal' symmetry in the alive Nature," online at: http://www.goldenmuseum.com/index_engl.html
10- D'Arcy Wentworth Thompson, On Growth and Form, C.U.P., Cambridge, 1961.
11- C. Morrison, Along The Track, Withcombe and Tombs, Melbourne.
12- "The 'Golden' spirals and 'pentagonal' symmetry in the alive Nature," online at: http://www.goldenmuseum.com/index_engl.html
13- J. H. Mogle, et al., "The Stucture and Function of Viruses," Edward Arnold, London, 1978.
14- A. Klug, "Molecules on Grand Scale," New Scientist, 1561:46, 1987.
15- Mehmet Suat Bergil, Doðada/Bilimde/Sanatta, Altýn Oran (The Golden Ratio in Nature/Science/Art), Arkeoloji ve Sanat Yayinlari, 2nd Edition, 1993, h. 82.
16- Mehmet Suat Bergil, Doðada/Bilimde/Sanatta, Altýn Oran (The Golden Ratio in Nature/Science/Art), Arkeoloji ve Sanat Yayinlari, 2nd Edition, 1993, h. 85.
17- For bodies of radiolarians, see H. Weyl, Synnetry, Princeton, 1952.
18- Emre Becer, "Biçimsel Uyumun Matematiksel Kuralý Olarak, Altýn Oran" (The Golden Ratio as a Mathematical Rule of Formal Harmony), Bilim ve Teknik Dergisi (Journal of Science and Technology), January 1991, h.16.
19- V.E. Hoggatt, Jr. and Bicknell-Johnson, Fibonacci Quartley, 17:118, 1979.
2- Guy Murchie, The Seven Mysteries of Life, First Mariner Boks, New York, h. 58-59.
3- J. Cumming, Nucleus: Architecture and Building Construction, Longman, 1985.
4- Mehmet Suat Bergil, Doðada/Bilimde/Sanatta, Altýn Oran (The Golden Ratio in Nature/Science/Art), Arkeoloji ve Sanat Yayinlari, 2nd Edition, 1993, h. 87.
5- A. L. Goldberger, et al., "Bronchial Asymmetry and Fibonacci Scaling." Experientia, 41 : 1537, 1985.
6- E. R. Weibel, Morphometry of the Human Lung, Academic Press, 1963.
7- William Charlton, Aesthetics: An Introduction, Hutchinson University Library, London, 1970.
8- Mehmet Suat Bergil, Doðada/Bilimde/Sanatta, Altýn Oran (The Golden Ratio in Nature/Science/Art), Arkeoloji ve Sanat Yayinlari, 2nd Edition, 1993, h. 77.
9- "The 'Golden' spirals and 'pentagonal' symmetry in the alive Nature," online at: http://www.goldenmuseum.com/index_engl.html
10- D'Arcy Wentworth Thompson, On Growth and Form, C.U.P., Cambridge, 1961.
11- C. Morrison, Along The Track, Withcombe and Tombs, Melbourne.
12- "The 'Golden' spirals and 'pentagonal' symmetry in the alive Nature," online at: http://www.goldenmuseum.com/index_engl.html
13- J. H. Mogle, et al., "The Stucture and Function of Viruses," Edward Arnold, London, 1978.
14- A. Klug, "Molecules on Grand Scale," New Scientist, 1561:46, 1987.
15- Mehmet Suat Bergil, Doðada/Bilimde/Sanatta, Altýn Oran (The Golden Ratio in Nature/Science/Art), Arkeoloji ve Sanat Yayinlari, 2nd Edition, 1993, h. 82.
16- Mehmet Suat Bergil, Doðada/Bilimde/Sanatta, Altýn Oran (The Golden Ratio in Nature/Science/Art), Arkeoloji ve Sanat Yayinlari, 2nd Edition, 1993, h. 85.
17- For bodies of radiolarians, see H. Weyl, Synnetry, Princeton, 1952.
18- Emre Becer, "Biçimsel Uyumun Matematiksel Kuralý Olarak, Altýn Oran" (The Golden Ratio as a Mathematical Rule of Formal Harmony), Bilim ve Teknik Dergisi (Journal of Science and Technology), January 1991, h.16.
19- V.E. Hoggatt, Jr. and Bicknell-Johnson, Fibonacci Quartley, 17:118, 1979.